Mencintai dan membenci. dua kata yang sama-sama berawalan dari huruf ‘M’ tapi punya sisi perbedaan masing-masing dari keduanya. kalian pernah cinta dan benci sama seseorang? itu pasti pernah dialami setiap orang wong namanya juga orang yaaa pasti punya perasaan-lah.
1. Mencintai itu perkara sulit
Faktanya emang gitu kok. karena seseorang yang hendak mencintai seseorang itu butuh proses sampai dia yakin bahwa dia sudah mencintai seseorang tersebut. itulah kenapa kok ada ya, orang yang baru cinta sama seseorang ketika dia udah berhubungan cukup lama. mencintai juga sama halnya dengan mempelajari makanya memiliki langkah-langkah yang teruji.
2. Membenci itu perkara mudah
lagi-lagi widya katakan, faktanya emang gitu kok. itulah alasannya kenapa dalam hitungan detik seseorang bisa dengan mudahnya bikin statement di facebook bahwa dia membenci seseorang itu.
3. Memaksa seseorang untuk berhenti mencintai itu sulit
karena proses mencintai itu sendiri sulit maka ketika pohon cinta sudah terlanjur tertanam di hati. kita akan sangat sulit menghilangkannya. makanya, seseorang tidak bisa seenaknya “kamu move on saja” atau “lupakan saja” harusnya dia tahu esensi tentang sulitnya mencintai seperti apa.
4. Memaksa seseorang untuk membenci itu mudah
memangnya siapa di dunia ini orang yang ingin dibenci? kalopun ada, bolehkah widya minta no handphonenya? hehe semua pasti punya jawaban yang sama yaitu ” GAK ADA” Nah! membuat seseorang benci kepada kita itu perkara mudah. menyakiti juga perbuatan yang mudah. yasudah, tinggal sakiti saja dia. pasti tidak akan lama lagi dia akan membenci anda.
     Ada satu hal yang bisa jadi mudah tapi juga bisa jadi sulit. apa itu? yaitu memaafkan….. kenapa? jika kamu ingin tahu berapa ukuran hati seseorang, lihatlah hatinya ketika ia sedang tersakiti. jika ia mudah memaafkan berarti dia punya ruang hati yang lapang. ruang hati yang masih bisa menampung kata maaf. tapi sebaliknya, jika sulit baginya memaafkan. berarti ia punya ukuran hati yang sempit. sampai-sampai kata maaf dari seseorang pun tidak berhasil ia simpan di ruang hatinya 🙂
semoga kata-kata ini bisa selalu dijadikan prinsip : 
“Sebanyak-banyaknya kamu memberi kesalahan maka sebanyak-banyak itulah aku memberi maaf”