Hello 2016!
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu sampai akhirnya saya berada di posisi 2016. *seperti chart lagu* Tentu udah banyak hal yang terlewati bersama haru – birunya perkembangan teknologi. Well, kali ini saya ingin berkunjung dan bernostalgia sejenak dengan pengalaman apa yang pernah teknologi berikan 10 tahun terakhir bagi kehidupan saya yang mantap banget kaya ikan asin dicocol sambel terasi. :))))
Nostalgia Perkembangan Teknologi
Back to 2006
Di tahun 2006 adalah pertama kalinya saya mengenal yang namanya teknologi. Saat itu saya sedang menduduki bangku kelas 6 sekolah dasar. Mungkin bila dibandingkan dengan anak – anak seusia sekarang. Saya termasuk yang telat untuk melek teknologi saat ini. 
Di tahun ini, saya pertama kalinya menggunakan komputer untuk mengaplikasikan microsoft word dan sejenak bersantai bersama game – game microsoft seperti solitaire, freecell, spider solitaire yang pada akhirnya menjadikan saya seorang gamers. Iya, Betul. Saya adalah gamers game microsoft, space impact serta snack di hp monokrom :)))
Selain itu, karena baru melek teknologi juga saya masih sering ngotak – atik program aplikasi bawaan windows seperti windows media player. Jujur, di tahun tersebut saya merasa banyak orang yang lebih familiar dengan winamp dibanding windows media player sendiri. Mungkin saya bisa bilang bahwa 2006 adalah masa kejayaan Winamp.
Back to 2007
Ini adalah tahun dimana saya duduk di bangku kelas 1 SMP. Karena sebelumnya, saya telah lebih dulu menyentuh komputer dibanding teman – teman sekelas saya. Maka ini sebuah keuntungan berlipatganda yang berpengaruh pada nilai akademik saya di bidang Teknologi dan Informasi. Dan dengan senang hati, saya katakan bahwa kehadiran teknologi adalah anugrah bagi nilai akademik saya di sekolah. Karena saat itu di sekolah baru pengenalan mengenai program microsoft sedangkan saya sudah lebih sering ngotak atik. Hanya saja sesuatu yang masih bad banget buat saya di masa itu adalah ngetik komputer masih pake 11 jari. Dan paling sering kebingungan nyari huruf ‘P’ di keyboard :)))
Back to 2008
Di tahun ini, saya pertama kalinya menggenggam sebuah handphone baru dengan merk yang pada saat itu sedang kekinian pada masanya. Meski hanya berfasilitaskan radio saja. Tapi, saya sudah cukup bangga. Teknologi di masa itu cukup mengubah habbits saya sebagai seorang manusia. Bikin saya lebih sering nunduk tapi bukan buat mengheningkan cipta melainkan SMS-an. :))) Oh iya di tahun ini. Handphone dengan fasilitas mp3 masih sangat mahal. Sehingga alternatifnya adalah request lagu ke stasiun radio. Saya juga menjadi salah satu orang yang akut banget request lagu di radio. Sampe – sampe request lagunya begini :

*penyiar radio membuka sms*
Penyiar : Iya, kali ini saya ingin membacakan sebuah request lagu dari nomor 085295862xxx katanya “Hallo penyiar radio mahligai putra *bukan nama stasiun radio sebenarnya* mau request lagunya keris patih – tak lekang oleh waktu buat Widya Herma yang cantik jelita. Aku ngefans banget sama dia”

Nah lho… selesai dibacain.. saya kegirangan bukan main. Saya bener – bener seneng nama saya pernah mengukir sejarah di stasiun radio tersebut. Dan karena saya juga jomblo saat itu serta ga pernah ada yang requestin lagu buat saya. Yaudah saya request LAGUNYA SENDIRI, pake HAPE SENDIRI, Buat DIRI SENDIRI dan BAHAGIANYA SENDIRI. :)))) Penyiar radionya mah gatau sampe sekarang kalo itu yang request lagunya saya pribadi. *Eheem.. biar jadi misteri ajalah.
Sayapun menyadari betapa sebuah teknologi benar – benar mendukung saya untuk menjadi orang yang absurd.

Back to 2009
Di tahun ini, pertama kalinya saya menyentuh internet berkat iklan di TV. Saya penasaran hingga akhirnya saya melakukan observasi ke warnet – warnet terdekat. Yang pada akhirnya berujung pada kecanduan.
Pertama kalinya, saya mengenal sosial media dan tempat chatting lainnya. Sayapun resmi membuat akun friendster dan gonta ganti templatenya hampir tiap hari. Membuka diri dengan orang lain dan mulai memanfaatkan aktivitas chatting.
Sebenarnya, saya juga belum memahami bahwa usia saya yang pada waktu itu baru menginjak angka 15 Tahun adalah sasaran dari predator internet dan juga cyber crime. Hampir tiap hari saya bolak balik warnet buat liatin foto kucing, ngeprint lirik lagu, baca kisah nabi, liat foto Uchiha Sasuke dan juga chatting.
Naaah disinilah aktivitas yang paling saya garisbawahi. Saat itu lagi kekiniannya Friendster dan juga MirC. Karena biasanya Friendster itu harus menunggu yang punya akunnya bales dalam waktu kurun minimal 1 harian. 
Soalnya kan friendster sendiri saat itu tidak memaksimalkan fitur online sehingga saya sendiri tidak tahu apakah orang yang ngobrol dengan saya itu sedang online atau tidak. Kebanyakan sih onlinenya tidak bersamaan. Karena fiturnya juga mirip seperti berbalas komen di blog orang. 
Naah, daripada kelamaan nunggu orang bales ungkapan saya di Friendster makanya saya juga biasanya beralih ke MirC. Kalo disana kan kita bisa langsung ngobrol sama orang yang memang lagi online saat itu. Caranya juga mudah banget cukup isi username yang diinginkan dan klik aja.
Sebenarnya, banyak hal yang tidak pernah saya sangka dan ketahui dari aktivitas chatting yang saya lakukan. Namun, akhirnya saya pun jadi mengerti karena chatting itu sendiri. Memahami dari perilakunya hingga istilah – istilah yang banyak digunakannya. Bahkan tidak jarang banyak orang yang menceritakan masalah pribadinya pada saya. Yang jelas saya ini bukan siapa – siapa di hidup mereka. Hanya anak berusia 15 tahun yang tiba – tiba saja didaulat menjadi konsultan curhat dadakan.
Sampe pernah, saya dicurhatin sama seorang perempuan yang berusia 20 tahunan dan beliau tinggal di Bali. Ngakunya sih gitu sama saya. Dia bercerita bahwa dirinya adalah seorang pekerja seks komersial yang ingin bertaubat. Ingin kembali ke jalan yang benar. Ingin mengubah hidupnya menjadi lebih berwarna. Dan itu beliau ceritakan secara detail awal mulanya. 
Terlepas dari benar atau tidaknya. Saya cuma berfikir kok bisa – bisanya dia curhat sama orang yang gak pernah dia kenal sebelumnya. Terbuka banget. Apa gak takut? Coba kalo ternyata yang chat dengan beliau saat itu adalah predator internet yang pintar memanipulasi kata dan rayuan. Bagaimana jadinya? Ini nih yang saya garis bawahi bahwa kebenaran teknologi juga bisa mendatangkan kutukan kalo kita tidak berhati – hati.
Bahkan tidak jarang juga banyak orang dewasa yang dalam tanda kutip meminta yang tidak – tidak. Dan gak jarang juga kalo udah ada yang kayak gitu, saya langsung aja ceramahi dan end chat aja orangnya. 
Dan di tahun ini, saya benar – benar mengakui sisi bahaya dari teknologi itu sendiri. Dan ibaratnya kalo saya lengah banget bisa aja saya jadi korban. Cuma untungnya saya ga pernah mau membuka diri saya atau bahkan menerima tawaran gak jelas dari orang internet. Kayak minta foto dan sebagainya. Saya ga memberikannya bukan karena saya pakar internet sehat yang tahu bahaya bergaul di dunia maya kalo gak hati – hati. Melainkan karena saya orangnya pemalu. *udah gitu aja* *polos* *betapa sikap pemalu saya dapat menyelamatkan saya saat itu*
Back to 2010
Tahun ini adalah saya menjadi remaja muda putih abu – abu. Perkembangan teknologi yang saya dapatkan banyak banget. Hal itu tak lain dan tak bukan karena saya juga diharuskan masuk ke sekolah dengan jurusan teknologi. Naaaah.. disini jadi ngerasain perkembangan teknologi canggih banget. Perkembangan teknologi ternyata ga bercerita soal gadget dan sosial media yang kita miliki.
Lebih dari itu, Teknologi juga bercerita tentang seluk beluk perangkatnya itu sendiri. Bila biasanya, saya hanya tau make nya aja. Sekarang saya juga jadi tukang ngebongkar pasangnya. Dan di tahun ini juga pertama kalinya saya ngeblog. Meski baru punya akunnya doang :)))

Back to 2011

Entah mungkin sebenarnya saya terlambat kekinian. Tapi memang kan yah, di tahun ini udah banyak youtubers dan sejenisnya. Jadi, bila dulu sukanya chatting, sekarang jadi sukanya buka youtube sampe akhirnya youtube membawaku untuk mengenal seorang bernama Raditya Dika.
Jadi, bila ditanya kapan pertama kali mengenal sosok Raditya Dika. Saya pasti akan menjawab bukan dari karya bukunya seperti kebanyakan orang. Tapi, dari youtube ketika beliau beraksi sebagai stand up comedian sampe berepisod-episod gitu sambil memakai celana pendek dibawah lutut dan kaos polos. Setidaknya itu yang saya ingat.
Disini saya menggarisbawahi bahwa kehadiran teknologi adalah anugerah yang dapat meningkatkan influencer yang bermakna semakin mudahnya seseorang untuk dikenal dan dipahami.

Back to 2012 – 2016

Di tahun – tahun tersebut dunia semakin digencarkan dengan perkembangan teknologi yang melesat. Semakin banyaknya social media, semakin banyaknya masyarakat yang melek teknologi, semakin banyaknya varian smartphone bahkan platform OS Handphone juga mulai bermacam – macam dan semakin upgradeable.
Dulu, di penghujung tahun 2008 – 2009 seringkali kalo ngerjain tugas atau pengen ngobrol bareng temen – temen banyakan biasanya dilakukan via telepon. Sekarang, bisa dilakukan menggunakan video call menggunakan Blab. Uniknya, bisa dipake banyakan, tatapan langsung dan ngobrol langsung hanya dengan bermodalkan koneksi internet.
Fitur Blab
Blab
Jadi ini lho.. serunya perkembangan teknologi. Ingin bercengkrama jadi semakin dimudahkan. Jujur, kalo saat ini perkembangan teknologi juga semakin memberikan kemudahan. Hanya saja, bagi sebagian juga orang tidak jarang yang memanfatkan kehadiran teknologi untuk hal yang tidak baik.
Dan bila ingin mendatangkan anugerah serta segudang kebaikan didalamnya. pastikan teknologi dijadikan sebagai penunjang untuk melakukan hal baik, berbagi sesuatu yang bermanfaat dan juga untuk keperluan berkarya.
Bagi widya sendiri, widya selalu yakin dan menyadari bahwa segala sesuatu itu selalu sepaket dengan ketidaksempurnaannya. Sama halnya dengan perkembangan teknologi. Jadi, bila ditanya apakah teknologi ini adalah anugerah atau kutukan? Widya akan menjawab bahwa kehadiran teknologi adalah sebuah kebaikan yang datang karena aku menginginkan kebaikan daripadanya.