“Ngaku… mengakulah sekarang juga.. wahai jiwa-jiwa.”

Eh, ini blogpost apaan sih, openingnya aja udah penuh kecaman? Wkwkwkwk oke, jadi gini teman-teman. Pasti kalian di masa muda atau apalah namanya *halah* pernah ngobrolin kalau punya anak nanti mau dikasih nama apa. Terlalu muda sih, tapi seriusan Saya pernah ngomongin gitu sama kakak Saya sendiri dalam kondisi Saya masih SD. Wkwkwk emang sih anaknya visioner banget aku mah.

Tapi, ga ada yang salah dong ya. Namanya juga rencana, semoga semesta mengaminkan. Waktu itu Saya cuma bilang sama kakak Saya kalau ngasih nama anak nanti maunya jangan yang huruf alphabet akhir aja. Soalnya nanti kasian absen terakhir di sekolahnya. Kenapa bisa muncul pemikiran kaya gini? Karena nama saya kan berawal dari huruf “W” dan Saya rasakan sendiri rasanya absen terakhir. Yaaa, walau ga terakhir-terakhir amat tapi setidaknya ketiga terakhir atau kedua terakhir.

Oke, kali ini Saya ingin membagikan tips memilih nama anak. Meski belum punya anak, namun lihatlah sudut pandang Saya sebagai seorang anak yang pernah terjun langsung ke dunia anak-anak secara live wkwwk

  1. Pilih nama anak dengan makna yang baik

Gak peduli mau ngasih nama anak dengan nama Indonesia atau bahkan berasal dari bahasa Rusia sekalipun. Pastikan kalau nama tersebut memiliki makna yang baik. Jadi jangan asal pake intuisi yang penting keliatan keren padahal artinya semak belukar.

Kalau belum tahu artinya, bisa cari tau artinya di google translate atau searching di google. Kan, banyak artikel yang memaparkan dan memberikan rekomendasi nama bayi terbaik. Oh iya, nama yang baik juga katanya bisa berpengaruh ke karakter anak itu sendiri. Jadi pastikan kasih nama terbaik untuk buah hatinya ya hihihi

  1. Pilih nama anak yang tidak bully-able

Ini penting, jangan sampai anak kita kena bully hanya karena kita memberikan nama yang berpotensi mengundang bully. Misalnya kasih nama anak “Monye” ceritanyaa.. ini mah ceritanya ya arti kata monye itu misalnya punya arti intan permata luar biasa. Tapi pada kenyataannya bisa malah diselewengkan dengan kata “Monyet”. Sebaiknya nama yang seperti itu dihindari dan cari pengganti nama yang lebih baik.

  1. Tidak terlalu panjang

Betul, ada kalanya nama yang terlalu panjang juga akan menyulitkan sang anak. Maka dari itu, disarankan memberikan nama anak paling panjang dengan 3 suku kata saja. Nantinya kalau 3 suku kata, si anak di masa depan bisa membuat passport yang dapat digunakan untuk umroh dengan mudah.

Namun, apabila ingin memberikan nama anak dengan dua suku kata juga tidak masalah. Biasanya kalau ingin daftar pembuatan passport tapi hanya punya nama dengan dua suku kata saja nanti bisa digabungkan dengan nama belakang ayah.

Baca: Sejarah Nama Widya Herma

Contohnya Saya sendiri. Nama Saya kan, Widya Herma. Lalu saat membuat passport digabungkan dengan nama belakang ayah Saya menjadi Widya Herma Yanrich. Penasaran gak sama nama ayah saya? Hayoooo.. hehehe nama ayah Saya Herry Yanrich. Kelihatan kaya nama bule ya? Hihi padahal bukan kok, Saya asli orang sunda tulen.

Oh iya, keuntungan lain memberikan nama anak dengan dua suku kata saja adalah bisa hemat waktu saat mengisi lembar jawaban ujian nasional *eh wkwkwk jadi, mau pilih nama anak dengan dua suku kata atau tiga suku kata? Itu mah terserah aja hehe

  1. Unik boleh, asalkan tidak berlebihan

Mungkin diantara kita semua, atau bahkan termasuk saya sendiri. Mengimpikan nama yang unik untuk si buah hati. Boleh unik, asalkan tidak berlebihan. Karena apabila nama berlebihan nantinya akan membuat sang buah hati merasakan kesulitan karena nanti orang – orang kesulitan untuk mengucapkannya.

Nah, udah segitu dulu aja tipsnya ya hihihi semoga bermanfaat. Itu tips berdasarkan pengalaman pribadi sebagai seorang anak.

jadi…

“Wid, Kalau Punya Anak Nanti Mau Dikasih Nama Apa?”