Kemana Rindu ini kau bawa pergi?
sedangkan ia bahkan tidak berkaki
ia selalu terkurung dalam jeruji hati
sepi, sendiri tanpa ada yang tahu pasti
Hari ini hujan meresonasikan masa lalu
membawa kembali sejenak dirimu dalam ingatan
sepuluh tahun genap semuanya membisu sejak kau berlalu
bahkan bahu bicara tempatku memuja kini binasa dimakan masa
Kali ini aku hanya ingin berkata Maaf
Maaf tak sanggup meraihmu dalam do’a
aku sadar, begitu dungu mengharap kau kembali meraih tubuhku
satu yang tidak mungkin namun selalu aku semogakan
Hari ini di delapan belas November
aku mengirimmu jutaan syair tentang rindu
semoga engkau tidak bosan menatap derai air mataku
jangan sungkan, berkunjunglah dalam mimpiku bila kau hendak bicara
Semoga kelak meski terpisah lebih dari jutaan kilometer
Tuhan mempertemukan kita dalam keadaan utuh
sungguh, 10 tahun tidak pernah bisa membuatku berhenti merayu-Nya
agar kelak kita bisa berjumpa di surga yang sama
Dari sekian surga yang ada
aku memilih untuk tinggal di surga yang memuat namamu dalam daftar-Nya.
Terimakasih untuk dua tahun terkasih sebelum kau pergi, Ayahku.
Selamat Ulang Tahun Papah.
Aku tidak pernah terbiasa dengan rindu yang menggebu-gebu
Maka ku tulis Puisi ini khusus buat Papah di hari ulang tahunnya yang ke 60.
Dari Anakmu, Widya.
18 November 1954 – 29 Juli 2004
18 November 1954 – 29 Juli 2004