Cerita Persahabatan Lintas Suku dan Budaya, Sunda dan Minang – Saya dilahirkan dari orang tua yang berasal dari suku Sunda. Ayah Saya lahir di Tasikmalaya sedangkan ibu Saya lahir di Bandung. Tatanan keluarga dan pertemanan yang didominasi dengan orang – orang yang berasal dari suku Sunda tentu membuat Saya lebih banyak bertemu dengan orang – orang Sunda. Tapi, bukan berarti Saya tidak menerima pertemanan yang berasal dari luar suku Sunda.

Sepanjang hidup Saya, Saya memang tidak pernah membatasi pertemanan dengan siapapun selama orang tersebut tidak membahayakan hidup Saya. Salah seorang kawan yang berasal dari suku lain itu namanya Dinda. Yap, Saya kerap kali memanggilnya Teh Dinda. Mengingat beliau lebih dulu melihat matahari dibanding Saya alias senior dari segi usia. Hehehe

Teh Dinda ini berasal dari keluarga campuran antara minang dan batak. Tapi, ia tinggal di Padang sehingga suku Minang sepertinya lebih mendominasi kehidupannya hehehe seperti kebanyakan orang Padang lainnya, Teh Dinda pun akhirnya merantau ke Bandung. Singkat cerita kami bertemu dalam sebuah perjumpaan *cieilaah

Memang tak dapat dipungkiri bahwa suku adalah sebuah identitas yang dibawa seseorang seumur hidupnya. Namun, bukan berarti mitos yang beredar tentang suku tersebut bisa dikatakan benar. Salah satu stigma yang berkembang di masyarakat tentang suku sunda yakni memiliki karakter materialistis sedangkan suku minang memiliki karakteristik pelit.

Kalau misalnya, hal ini benar. Tentu tak akan pernah ada persahabatan yang sejati antara suku Sunda dan Padang di muka bumi. Mengingat suku sunda kan matre sedangkan suku minang itu pelit lalu apabila suku sunda memilih bersahabat dengan suku minang tentu ia tak akan mendapatkan keuntungan apapun dalam bentuk materi karena suku minang terkenal pelit. Sebaliknya, suku minang terkenal pelit maka ia tentu tidak mau bersahabat dengan orang yang memiliki latar belakang suku sunda karena terkenal materialistis.

Semoga teman – teman yang membaca tulisan ini bisa memahami bahwa Suku adalah sebuah identitas namun tidak menjadi penentu karakter orang tersebut. Bagaimanapun juga, karakter diri itu ditentukan oleh diri sendiri. Bukan karena ia berasal dari suku mana dan tinggal dimana.

Toh pada kenyataannya selama Saya mengenal Teh Dinda. Beliau adalah orang yang baik. Kami bahkan pernah berkesempatan untuk traveling ke jogja bersama-sama. Orangnya sendiri terlihat lebih visioner, humoris, humble dan juga supel. Jadi memang Saya kenal Teh Dinda ini karena memang Teh Dinda adalah seniornya sang patjar pas di kampus dulu.

Jadi memang tidak pernah ada batasan dalam menjalin persahabatan. Seringkali memang diri kita sendiri yang membatasi persahabatan hanya karena stigma yang berkembang di masyarakat. Padahal apa yang menjadi karakter seseorang adalah apa yang ia pilih untuk dirinya sendiri. Setiap orang memutuskan ingin bersikap seperti apa dalam hidupnya.

Meski kami memiliki perbedaan yang signifikan *eaaa tapi sebenarnya kami benar – benar #Sehatea dan memiliki pilihan yang sama untuk quality time bareng. Yaitu kami senang menghabiskan waktu bersama sambil nge-teh bareng. Biasanya teh yang kami minum adalah Teh Hijau dari Kepala Djenggot. Karena kami menyadari bahwa Teh Hijau Kepala Djenggot memiliki dampak yang menyehatkan untuk tubuh.

Seperti menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit diabetes, mengurangi risiko kanker, mencegah penyakit jantung, menangkal radikal bebas, memperkuat tulang, menurunkan kadar kolesterol, mencegah obesitas, mencegah hipertensi, kerusakan hati, mengobati asma, pilek dan flu, mencegah kerusakan gigi, menghilangkan stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan masih banyak manfaat Teh Hijau Kepala Djenggot lainnya.

Baca: Surat Untuk Sahabat Di Tahun 2004

Terlebih, Teh Hijau dari Kepala Djenggot ini juga sudah terbukti aman dan dikonsumsi oleh banyak orang. Kalau teman – teman ingin mengetahui lebih lanjut tentang Teh Hijau Kepala Djenggot, teman – teman bisa kunjungi akun instagramnya di www.instagram.com/kepaladjenggot

“Mencegah lebih baik daripada mengobati” demikian tagline yang selalu menjadi motivasi kita untuk sehat. Hehehe  Karena menjadi sehat bukan hanya tentang fisik semata, maka menjadi sehat secara kejiwaan pun penting adanya. Maka dari itu, moment nge-teh hijau kepala djenggot memberikan kesempatan bagi kami untuk untuk saling menghargai dan mengasihi satu sama lain. Kami ingin mengapresiasi perbedaan dengan cara yang baik karena perbedaan bukanlah sesuatu yang perlu dihakimi.

Apakah teman – teman memiliki pengalaman yang #Sehatea bersama teman – teman yang memiliki perbedaan yang nyata? Share cerita teman – teman di kolom komentar ya 😉