“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya,  karena mereka hidup bukan di jamanmu” – Ali Bin Abi Thalib

Salah satu penggalan kata bijak Ali Bin Abi Thalib ini pastinya sudah sangat akrab di telinga. Dan ternyata, memang kata bijak yang disampaikan ribuan tahun lalu ini masih sangat relevan dengan jaman sekarang. Mengingat kondisi waktu yang berubah-ubah, menyebabkan pola perubahan kerap terjadi di tiap generasi.

Dulu, tidak pernah terlintas dalam benak kita bahwa internet dapat menjadi sesuatu yang luar biasa bagi perkembangan zaman. Saya masih sangat ingat, di masa lalu, apabila mengerjakan tugas kliping, saya harus berburu koran lalu mengguntingnya satu persatu. Dan biasanya di dalam 1 koran hanya memuat sedikit informasi yang hendak dijadikan kliping. Alhasil, harus mencari koran lainnya sebagai bahan untuk kliping.

Kalau sekarang? Beda banget. Tugas kliping sudah ditiadakan, itupun kalau ada, nyari bahannya ga perlu bersusah payah. Bisa langsung cari dari internet lalu print dan selesai. Hehehe setidaknya itu contoh kecil yang Saya amati dari perbedaan generasi. Kebetulan Saya lahir di tahun 1994 dan termasuk ke dalam generasi milenial.

Nah, berkenaan dengan hal itu, pada tanggal 29 November – 1 Desember 2017 di Hotel Aston Tropicana Cihampelas Bandung. Saya berkesempatan untuk mengikuti acara yang diadakan oleh Kementrian Agama ( Kemenag ) bertajuk Lokalatih Tunas Muda Agent of Change Ekonomi Syariah.

Acara ini tidak serta merta diadakan tanpa tujuan baiknya yaitu mensosialisasikan zakat dan wakaf lebih mendalam. Biasanya orang – orang hanya membayar zakat dan wakaf saat hendak lebaran saja. Padahal, di hari – hari lain selain lebaran pun, kita punya potensi dan kesempatan untuk memperbanyak amalan ini, lho.

Di hari pertama, program Lokalatih Tunas Muda Agent of Change Ekonomi Syariah ini dibuka oleh Prof. DR. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag selaku Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama. Pada kesempatan itu, beliau memaparkan betapa pentingnya zakat dan wakaf bagi generasi milenial dan generasi Z.

Dilanjutkan dengan pemaparan dari Drs. H. Tarmizi, MA yang memaparkan mengenai “Program Bimas Islam dalam Pemberdayaan Zakat dan Wakaf” di Indonesia sendiri, keberadaan zakat memiliki dua kekuatan hukum yang mumpuni. Satu, kekuatan berdasarkan hukum agama, lalu yang kedua, kekuatan berdasarkan hukum undang – undang.

Akan tetapi, dalam hal ini masih banyak orang yang belum menunaikan zakat. Maka, perlu diadakannya sosialisasi agar setiap insan menyadari pentingnya membayar zakat dan wakaf. Terlebih yang berkaitan sebagai amal jariyah di akhirat kelak.

Hari kedua mengikuti program Lokalatih Tunas Muda Agent of Change Ekonomi Syariah pun, materinya lebih memfokuskan tentang dunia digital dan beberapa karakteristik tiap generasi. Khususnya generasi milenial dan generasi Z. Karena mereka adalah generasi yang akan menentukan masa depan bangsa.

Adalah Ali Muakhir selaku senior blogger yang juga telah menerbitkan puluhan buku anak. Beliau memaparkan tentang pentingnya zakat wakaf di era digital sekarang ini. Oh iya, generasi Milenial sendiri adalah generasi yang lahir di tahun 1977 – 1995. Sedangkan generasi Z adalah generasi yang lahir di tahun 1996 – 2010. Hayoooo termasuk generasi manakah kamu?

Lokalatih Tunas Muda Agent Of Change Ekonomi Syariah – Doc: Hermini Yuliawati

Kemudian pemaparan dilanjutkan oleh Elmo Juanara selaku digital marketing strategist Inisiasi Zakat Indonesia (IZI) disana para peserta Lokalatih Tunas Muda Agent of Change Ekonomi Syariah diajak untuk belajar bagaimana membuat konten yang viral. Khususnya untuk generasi milenial dan generasi Z.

Baca: Peluang Memperluas Networking di Event Business Networking Bandung

Selain belajar membuat konten viralnya, Elmo Juanara juga sharing atau berbagi bagaimana mengoptimasi konten tersebut agar tidak hanya menarik saja tapi juga mampu mengundang netizen untuk berpartisipasi dan bahkan melihat konten tersebut.

Dilanjutkan dengan sesi dari Ananto Pratikno yang mengupas tuntas tentang Sosial Media dan Pembentukan Karakter Generasi Z dalam pengembangan Generasi Z. Disini kita akan tahu bahwasanya untuk dapat menarik minat generasi Z, diperlukan kreatifitas yang tinggi. Populasi generasi Z saat ini sudah mencapai angka 2,5 Milyar. Dan sudah sepantasnya kita untuk mensosialisasikan zakat dan wakaf dengan teknik yang tepat sasaran.

Pernah dengar istilah kekinian? Nah, itu adalah hal yang disukai oleh generasi Z. Generasi Z tentu menyukai berbagai hal yang berbau kekinian. Jadi, sudah sepantasnyalah kita mengikuti perkembangan zaman dan berjuang untuk dapat mensosialisasikan zakat dan wakaf dengan cara yang lebih modern tanpa mengurangi nilai penting dari amalan tersebut.

Terlebih lagi, sekarang bayar zakat dan wakaf bisa dengan mudah dilakukan. Bisa dilakukan via transfer bank. Jadi semua fasilitas seperti mobile banking, internet banking dapat dipergunakan untuk menunjang kemudahan dalam membayar zakat dan wakaf.