Suka Duka Menjadi Working Mom – Di dunia ini, setiap orang tentunya punya priviledge, untuk menentukan keputusan apa yang ingin di ambil dalam hidupnya. Termasuk, keputusan apakah setelah melahirkan, akan memutuskan kembali untuk bekerja atau menjadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah?
Faktanya, memang kedua pilihan tersebut adalah pilihan terbaik yang bisa dipilih, tidak ada istilah ibu rumah tangga yang tinggal di rumah, lebih baik dari ibu yang bekerja, begitupun sebaliknya. Keduanya sama-sama peran terbaik yang dapat dipilih dan dijalani oleh masing-masing ibu.
Saya sendiri termasuk yang mengambil pilihan untuk menjadi seorang working mom, dan inilah alasan mengapa saya memilih menjadi seorang working mom
- Saya senang bekerja dan berkontribusi
Bekerja dan berkontribusi terhadap sesuatu menjadi sesuatu yang sangat saya sukai. Terlebih, ketika saya mengetahui bahwa hasil test keperibadian Stifin saya adalah Insting. Yang mana, seorang insting memiliki panggilan jiwa untuk berkontribusi dan menjadi tangan kanan dalam suatu bidang.
Jadi, dalam artian lain memang seseorang dengan kepribadian seperti saya senang berkontribusi dalam suatu bidang termasuk dalam pekerjaan.
- Saya membutuhkan aktualisasi diri
Tak dapat dipungkiri bahwa memang bekerja menjadi ajang saya untuk aktualisasi diri, sekaligus me time bagi saya. Hehehe ini bukan tentang bagaimana menjadikan tempat ngantor sebagai tempat pelarian, tapi lebih kepada tempat untuk menjadikan saya agar tetap waras. Tetap bermanfaat bagi banyak hal.
- Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yang tidak untuk semua orang
Saya menyadari bahwa ternyata peran sebagai ibu rumah tangga adalah pilihan yang tidak untuk semua orang. Tak terbayangkan, apabila setiap orang memang wajib menjadi ibu rumah tangga. Tentunya kita tidak akan menemui berbagai profesi yang dilakoni oleh perempuan seperti obgyn, guru dsb
Meskipun menjadi working mom adalah murni pilihan saya, yang Alhamdulillahnya pilihan tersebut juga didukung penuh oleh suami. Bukan tidak mungkin, bila di setiap pilihan, terdapat resiko yang harus dijalani. Yang Bahasa singkatnya bisa kita bilang ‘duka’ nya itu sendiri.
Duka
- Pikiran Melayang ke Anak Saat Berada di Kantor
Saat menjadi working moms, ada kalanya pikiran tak henti-hentinya melayang pada anak. Mencemaskan anak dan merasa khawatir, adalah salah satu yang sering terlintas di pikiran. Termasuk saya yang sering khawatir dan mencemaskan dzikra saat di daycare. Biasanya sih, solusinya adalah nodong pengasuhnya untuk kirim foto untuk memastikan dzikra lagi ngapain dan baik-baik saja hehehehe
- Kelelahan
Aktivitas di kantor dan di rumah tentunya akan menguras tenaga dan pikiran. Saat di kantor, working moms dituntut untuk mencurahkan segala kemampuan dan titik fokusnya pada pekerjaan. Sedangkan di rumah, kembali untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, yakni merawat anak dan melayani kebutuhan suami.
Hal itupun yang saya rasakan, namun semua itu bisa teratasi karena saya rutin meminum Herbadrink. Dari sekian varian, favorit saya tetap Herbadrink Sari Jahe. Karena rasanya pas dan juga menghangatkan, bisa mengobati rasa Lelah yang lagi melanda hehehe
Kebayang dong ya, setelah beraktivitas di luar rumah seharian, lalu kembali ke rumah pastinya dalam kondisi cape, terpapar kondisi cuaca di luar sana, pastinya butuh banget yang anget-anget selain pelukan suami hehehe yaitu Herbadrink Sari Jahe.
Selain menjaga agar tubuh tetap hangat, Herbadrink Sari Jahe ini jadi andalan banget karena mampu menjadi doping agar tetap fit dan sehat. Itu sebabnya, aku stock Herbadrink untuk kebutuhan sehari-hari.
Suka
- Berpenghasilan
Dengan menjadi working mom, saya bisa menabung, menyiapkan dana darurat dan membantu perekonomian keluarga. Hal itulah yang membuat saya senang dengan pekerjaan saya, selain melakukan hal yang disuka, dibayar pula hehe
- Menjalankan Passion
Setiap orang tentunya memiliki garis impian passion yang ingin dijalani, termasuk saya yang juga hobinya ngulik lalu ditakdirkan untuk menduduki posisi sebagai Director of Technical Development. Tentu rasanya luar biasa sekali, ditambah lagi saya juga senang bisa bekerja dan berkolaborasi bersama suami, karena memang saya dan suami memutuskan untuk mendirikan perusahaan bersama.
- Memiliki teman curhat sesama working mom
Siapa sih yang ga butuh temen curhat senasib? Hehehe pastinya seneng dong bisa memiliki teman senasib dan sepenanggungan, yang memang sama-sama sedang merasakan hal yang sama. Begitu juga yang saya rasakan, menjadi working mom membuat saya memiliki teman curhat, khususnya di bidang rumah tangga.
Baca: Mengalami Baby Blues Pasca Melahirkan Anak Pertama
Kenyataannya, memang akan selalu ada pro-kontra dari pilihan antara menjadi working mom atau ibu rumah tangga yang stay at home. Apapun pilihannya, pastikan itu menjadi pilihan terbaik yang paling ikhlas kamu jalani. Saran saya, sebelum menikah dengan seseorang, pastikan kita sudah membicarakan plan ke depannya. Bicarakan keinginan terbesar kamu, ingin menjadi working mom kah setelah menikah, atau justru sebaliknya.