5 Cara Mengelola Keuangan yang Realistis di Event Funancial Talkshow Home Credit – Siapa bilang yang muda ga perlu belajar tentang Financial Planner? Justru mumpung masih muda, wajib tahu ilmu cara mengelola keuangan sebelum terlambat. Alhamdulillah tanggal 7 Desember 2019 lalu berkesempatan untuk bisa hadir di Funancial Talkshow nya Home Credit, yang diadakan di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters, Bandung.
Apa aja sih yang dibahas di acara se-keren ini? Banyaaak banget. Mostly tentang bagaimana kita mengelola keuangan. Yang mana, mengelola keuangannya ini ga sekedar mengelola aja. Tapi ada perhitungan logisnya, itulah yang bikin realistis.
Menurut Dipa Andika, selaku Financial Planner yang menjadi materi di event talkshow Funancial #YangKamuMau nya Home Credit, kebanyakan orang-orang tuh “Ga punya Mimpi” dan “Banyak Mimpi”
Apa bedanya? Kalau ga punya mimpi yaitu orang yang memang ga punya tujuan apapun. Kalo yang punya banyak mimpi itu orang yang punya mimpi tapi ga realistis. Misalnya: “Punya impian ingin punya rumah bulan depan!” padahal saat itu kondisinya belum punya uang sama sekali.
“Too many people spend money they haven’t earned, to buy things they don’t want, to impress people they don’t like” – Will Smith
Cara Mengelola Keuangan yang Realistis
- Mendokumentasikan bukti-bukti keuangan untuk keperluan pencatatan
Jangan sampe hal-hal penting yang menunjang kebutuhan pencatatan keuangan dilupakan, dokumentasikan bukti kontrak, quotation, invoice, kwitansi, bukti potong pajak, bukti komunikasi dll.
- Hati-hati dengan Latte Factors
Apa itu Latte Factors? Latte Factors adalah pengeluaran kecil yang dikeluarkan berulang kali tanpa disadari. Misalnya uang parkir, uang biaya admin pas transfer antar bank, uang jajan ngopi dsb. Nah, mencengangkannya lagi… ternyata 9 dari 10 orang rata-rata mengeluarkan lebih dari 900ribu / bulan hanya untuk latte factors.
Kebayang dong ya, kalo salary yang kamu dapat di angka 4 juta. Berarti dalam sebulan lebih dari 25 % uang yang dimiliki, habis untuk kebutuhan kecil yang tanpa disadari lama-lama menjadi bukit!
Untuk mengatasi latte factor yang kian menggunung, memang alangkah baiknya, membatasi pengeluaran yang sifatnya berulang, dengan cara mengalokasikannya di awal, agar tidak kecolongan.
- Perhatikan kenaikan inflasi setiap tahunnya
Kalau dibilang apakah kamu punya impian? Pasti semua orang punya dong ya. Termasuk saya, yang ingin sekali memiliki rumah sendiri. Apabila rumah yang saya inginkan di tahun ini berada di kisaran harga 400 juta, sedangkan kenaikan inflasi sebesar 10% tiap tahun. Maka 5 tahun yang akan datang, saya bisa membeli rumah yang saya inginkan dikisaran harga 600 juta-an, karena inflasi naik sebesar 50%. Jadi, dari sekarang saya harus mulai menyisihkan uang sebesar 600 juta : 60 bulan = 10.000.000/bulan.
- Siapkan dana darurat sebelum terlambat
Ada beragam pilihan tempat untuk menyimpan dana darurat, mulai dari menyimpan di tabungan, deposito, reksadana pasar uang dan dalam bentuk emas. Namun yang terpenting, berapa jumlah dana darurat yang harus disiapkan?
- Single atau berpasangan, jumlah dana daruratnya 3x pengeluaran
- Berpasangan dengan 2 orang anak, jumlah dana daruratnya 6x pengeluaran
- Berpasangan dengan 3 orang anak, jumlah dana daruratnya 9-12x pengeluaran
- Pisahkan rekening untuk kebutuhan sehari-hari dengan tabungan
Meski niatan hati tidak ingin mengambil uang tabungan, kalau uangnya berada di satu yang tempat sama dengan uang untuk kebutuhan sehari-hari, lama-lama juga akan habis.
- Siapkan dana pensiun
Sebelum menyiapkan dana pensiun, coba persiapkan ingin nabung untuk kebutuhan kapan? Rata-rata seseorang menabung dana pensiun untuk kebutuhan usia 55thn – 75thn jadi bisa diperkirakan kalau kamu akan menabung untuk kebutuhan hidup selama 20thn nanti. Tinggal teman-teman kalkulasikan saja dengan usia sekarang.
Contoh:
Umur 25 tahun
Salary Rp. 4.000.000,-
Inflasi 10%
Umur 55 tahun : Rp. 69.797.609,-
Biaya pensiun umur 55-75 : Rp. 16.751.426.178,-
Investasi : Reksadana Saham ( 15 % )
Setiap bulan : Rp. 2.389.708,-
Overall, aku sangat senang dengan event yang diusung oleh Home Credit, karena event ini sangat bermanfaat untuk banyak orang, termasuk aku. Untuk pertama kalinya, dateng ke event financial yang pematerinya Mas Dipa yang sangat interaktif dengan audience.
Baca: Cobain Tools Financial Checkup Yuk! Tools Gratis Untuk Analisa Keuangan Sebelum Terlambat
Tak kalah seru, mendengar cerita lika liku perjuangan bisnis Mas Takdis selaku pemilik Whatravel Indonesia yang sukses di usia sebelum 30 tahun. Seolah menjadi cambuk bagi aku untuk lebih giat dalam mengembangkan bisnis hehehehe oh ya btw kocak juga mbak Uchita Pohan, sukses bikin saya ngakak ga berhenti-henti. Hehehehe semoga next kedepannya, event seperti ini bisa diadakan lagi di kota Bandung. Sukses terus buat Home Credit!
9 Comments
Aku senang banget klo ikutan acara finansial kaya gini. Wlau belom rajin jalanin apa yang dibilang sama pakar keuangan, seenggaknya aku tau gimana harusnya ngatur keuangan yg baik. Next time, klo kondisi keuangan keluarga udah stabil bisa deh langsung dipraktekin
Alhamdulillah dapet pencerahan lagi buat ngatur keuangan, aku udah kepikiran banget sama keuanganku apalagi pas bulan kemarin tuh amburadul banget
Menyimpan bukti-bukti keuangan itu seperti struk belanjaan gitu kah mbak?
Kalo itu mah aku banget. sampe menjelang akhir bulan, dompet penuh sama struk
aduuh latte factors alias bocor halus tuh emang sering ga disadari tau2 pas dicatat wadidaw banyak juga.. setelah nikah aku udah mulai catat semua pengeluaran jadi hal2 kecil yang masuk latte factors jadi lebih terkontrol hehe
Bener banget mengelola uang kudu diplanning ya dan utk itu kudu ada itungannya atau anggarannya, sekian persen mau buat apa sekian buat apa. Trus jgn lupa utamakab insvestasi dan dana darurat hehe noted
Wow.. latte factor ini bikin aku terkejut, nominalnya itu. . lumayan banget besarnya. Tapi aku masih yang males aja nyatat keluar-masuk uang, padahal kalau jelas, justru jadi bisa ditekan pengeluaran ya.
Wah makasih artikelnya, bermanfaat sekali terutama buat aku yg masih amburadul dlm mengelola keuangan keluarga. Thanks for sharing.
Eh iya juga tuh, tanpa disadari Latte Factors bisa diam-diam menghanyutkan tabungan yang kita kumpulkan. Mungkin dengan mengumpulkan struk atau ya dicatat bisa ketahuan kemana larinya
Ilmunya cocok diterapkan oleh keluarga muda macam Widya ini nih hehehe…
Berinvestasi selagi awal memang lebih baik ya. Mumpung anak blm mengeluarkan biasa pendidikan.