Memahami Literasi Keuangan Syariah Demi Meraih Keberkahan – Sedikit berkaca tentang kehidupan di masa lalu, jadi ayah saya sebelum meninggal di tahun 2004 silam. Beliau adalah seseorang yang semasa hidupnya mengalami komplikasi kesehatan, sehingga sebelum meninggal, ada beragam penyakit yang diderita, mulai dari diabetes, kencing manis, gagal ginjal, asma dsb
Penyakit-penyakit tersebut, tentunya membuat ayah saya tidak berdaya untuk bekerja, sehingga pendapatan keluarga saat itu hanya mengandalkan pendapatan yang didapat dari warung kelontongan. Kebetulan memang dulu, kami membuka warung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa hal dalam hidup, benar-benar mengajarkan saya untuk bisa hidup prihatin, salah satu moment tak terlupakan yang saya ingat kala itu adalah ketika anting saya harus dijual demi kebutuhan hidup sehari-hari. Lalu sebagai gantinya, saya menggunakan batang rumput yang dipotong sedikit untuk disematkan ke lubang anting saya, tujuannya agar lubangnya tidak menutup di kemudian hari.
Selain itu, ada beberapa peristiwa yang cukup membuat batin saya bergumam, betapa permasalahan ekonomi kerap kali menjadi sumber masalah di keluarga. Ditambah, ayah saya juga harus cuci darah secara rutin, sehingga rasanya hidup begitu terhimpit oleh beban dari sana-sini. Kalau ada yang tanya kok ga pake asuransi? Iya, boro-boro mau beli asuransi, soalnya keluarga kami saat itu belum tahu, kalau ternyata ada asuransi yang biayanya terjangkau seperti FWD Insurance huhu
Itulah segelintir kisah masa lalu, yang menginspirasi saya bahwa hari ini, tidak ada lagi hari-hari buruk seperti masa lalu. Saya dan suami berusaha untuk memahami literasi keuangan sebaik mungkin. Walau memang beberapa kali pernah kedapatan khilaf juga, tapi kami benar-benar usahakan untuk menyisihkan.
Memang, literasi keuangan itu bukan hanya sekedar menabung atau menyimpan uang. Tapi, bagaimana kita bisa memanfaatkan uang yang dimiliki, untuk kehidupan yang menyenangkan di kemudian hari. Jujur, semenjak jadi orang tua, sekali saya merasa overthinking, saya udah mulai dihantui pertanyaan terkait “Gimana ya sebaiknya mengumpulkan dana Pendidikan Dzikra, anak saya?” lalu “Gimana ya cara untuk memproteksi keluarga dari hal-hal yang mungkin bisa terjadi di kemudian hari?”
Pasalnya, beberapa waktu lalu… orang tua mertua saya meninggal dunia, dan pada saat itu, tentunya dibutuhkan dana darurat untuk mengcover kebutuhan untuk pemakaman. Dan disitu, saya lihat betapa keluarga pontang-panting dengan hal tersebut. Akhirnya saya dan suami berinisiatif untuk menyumbang dana untuk meringankan beban untuk kebutuhan pemakaman.
Tapi dari situ, kami jadi berpikir bahwa jangan sampai hal itu terjadi, tatkala suasana sedang dalam situasi darurat, jangan sampai tidak punya andalan sama sekali. Pada intinya mah, mindsetnya saya dan suami berusaha untuk tidak ingin merepotkan, maka dari itu, adanya dana darurat itu penting banget.
Dari berbagai moment yang tak terlupakan dalam hidup, hal-hal itulah yang kemudian mempengaruhi mindset saya dalam berpikir dan mengambil keputusan. Untuk memperkaya wawasan di bidang literasi keuangan, akhirnya saya memutuskan untuk ikut serta dalam acara webinar yang diadakan oleh FWD Insurance pada 4 Juni 2021.
Acaranya sendiri diadakan dalam rangka program FWD Bebas Berbagi dengan mengusung konsep yang lebih santai, alias ‘ngobrol-ngobrol’ tapi yang saya dapatkan justru lebih dari yang saya duga, semuanya bener-benar bermanfaat. Terlebih pada webinar tersebut, menghadirkan pemateri yang kompeten di bidangnya, seperti Maika Randini selaku CMO FWD Insurance, Rista Zwestika selaku CFP Finansialku.com dan Irma Gustiana selaku Psikolog Anak sekaligus Founder Ruang Tumbuh.
Apa saja yang saya dapatkan dalam sesi webinar yang berlangsung pada 4 Juni 2021?
Yang pertama, adalah materi tentang bagaimana sehat mental di masa pandemi, ternyata untuk bisa survive tanpa harus kena mental breakdown, itu ada tips ‘SANTAI’ nya lho. Apa saja tipsnya?
- S = Sehat fisik untuk mendukung kesehatan mental, luangkan waktu dengan berolahraga teratur dan asupan nutrisi seimbang
- A = Adaptasi dengan pola kebiasaan baru
- N = Networking, tetap menjaga interaksi sosial
- T = Tahan diri dan atur regulasi emosi dengan teknik pernafasan sederhana
- A = Atasi kelelahan dengan meluangkan ‘me time’
- I = Ingat, ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan ada yang tidak, maka fokus pada apa yang bisa kita kendalikan
Selanjutnya yang tak kalah menarik adalah materi mengenai perencanaan keuangan Syariah menuju keberkahan finansial. Ini menurut saya adalah materi yang paling saya tunggu, karena seperti yang saya ceritakan diatas, bahwa banyak moment hidup saya di masa lalu, yang pada akhirnya mendorong saya untuk terus belajar mengenai literasi keuangan. Apalagi materi literasi keuangan yang dibahas, berkaitan dengan perencanaan keuangan Syariah, kan jadi makin penasaran.
4 Prinsip Utama Perencanaan Keuangan Syariah
Pada prinsipnya, perencanaan keuangan Syariah selalu mengacu pada halal lifestyle. Dimana ngomongin halal lifestyle ini berkaitan erat dengan bahasan income, spending, protection dan investment. Yang mana dalam pengelolaan keuangan berbasis Syariah, tentunya memperhatikan beberapa hal tersebut, diantaranya:
- Perencanaan keuangan dalam memelihara Income (Pendapatan)
Ini meliputi dari bagaimana melakukan perencanaan keuangan untuk mengatur cash flow bulanan, Adapun beberapa produk yang recommended diantaranya rekening Syariah, dana darurat Syariah, kredit Syariah serta untuk kebutuhan melakukan zakat, infaq dan sedekah.
Baca: Menjawab Stigma Negatif Asuransi di Engagement Session Bersama FWD Blogger Squad
- Perencanaan keuangan untuk proteksi, yakni dengan Manajemen Resiko
Berkaitan dengan proteksi kehidupan dalam keluarga, produk yang direkomendasikan tentunya asuransi jiwa Syariah, asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan. Bicara mengenai asuransi Syariah, pas banget kalau FWD juga memiliki produk asuransi Syariah yang juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah, lho. Dan yang tak kalah pentingnya, FWD juga sudah banyak dipercaya oleh banyak orang, karena memiliki layanan asuransi bebas handal.
- Perencanaan keuangan untuk tujuan berinvestasi (investment)
Disini terlihat jelas bahwa untuk aktivitas ‘spending’ dalam prinsip perencanaan keuangan, produk yang direkomendasikan tentunya investasi Syariah, emas, sukuk, reksadana, saham.
- Perencanaan keuangan untuk melakukan distribusi kekayaan (spending)
Salah satu prinsip perencanaan keuangan dengan tujuan mendistribusikan kekayaan dalam bentuk wakaf dan hukum waris islam.
Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mewujudkan perencanaan keuangan Syariah?
- Rajin melakukan financial check up, karena bukan hanya kesehatan saja yang butuh diperiksa, begitupun kondisi finansial.
- Menentukan tujuan keuangan yang smart dan sesuai prioritas
- Memiliki keamanan keuangan dan mitigasi risiko
- Mengaplikasikan pengelolaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata
Dari pembahasan yang dipaparkan di event webinar kemarin, ngerasain banget betapa pentingnya melek finansial beserta produk-produk finansial yang ada, seperti asuransi kesehatan online salah satunya. Karena dengan adanya asuransi kesehatan online yang dimiliki, tentunya akan ada beragam keadaan saat itu bisa menjadi lebih baik dari yang seharusnya.