Bun, siapa disini yang sebelum berumahtangga, dapat wejangan harus siapin stock sabar segede gaban? Jujur, saya termasuk yang mendapatkan wejangan atau nasihat tersebut. Dulu belum paham dengan maksudnya, karena berpikir bahwa kehidupan rumah tangga pastinya tidak akan terlalu jauh berbeda dari kehidupan sebelum berumahtangga.
Tak diduga, ternyata semuanya berubah hingga 180 derajat bun, dan perubahan itu semakin terlihat nyata tatkala saya dan suami diamanahi buah hati yang lucu oleh yang maha kuasa. Tentunya saya mencoba adaptif menjalani peran sebagai seorang ibu sekaligus istri.
Sampai pada akhirnya, terjadilah pandemi yang sekali lagi… menjadi tantangan terbesar saya sebagai seorang ibu. Secara garis besar, efek pandemi ini memberikan efek pada fisik maupun psikologis diri saya. Itu sebabnya, seringkali saya merasa bersalah pada diri saya sendiri, ketika saya belum benar-benar bisa mengelola emosi yang saya miliki, khususnya ketika sedang berhadapan dengan anak.
Faktanya ya bun, mengelola emosi itu tidak sama dengan menahan emosi ya. Jadi memang Kemampuan mengelola emosi secara menyeluruh itu bisa dipelajari dan dilatih oleh setiap orang. Maka dari itu, sayapun tertarik untuk belajar mengelola emosi yang saya miliki, agar kedepannya tidak menimbulkan dampak buruk pada pengasuhan si kecil sehari-hari.
Pasalnya, ada beberapa hal yang bisa terjadi ketika bunda tak mampu mengelola emosi dengan baik
- Kekerasan pada anak
- Pekerjaan bunda bermasalah
- Anak diabaikan
- Anak dimanjakan berlebihan
- Bunda lebih mudah sakit
- Relasi dengan ayah bermasalah
Pengalaman Mengikuti Webinar Psikologi dari SGM Bersama Anna Surti Ariani S.Psi.,M.Si.,Psi.
Sangat bersyukur, tepat di tanggal 22 Desember 2021, bertepatan dengan hari ibu. Saya memiliki kesempatan untuk mengikuti webinar bertajuk “Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan si Kecil”. Hal ini pastinya menjadi sesuatu yang saya tunggu, karena tidak sabar untuk mendapatkan ilmu secara langsung dari ahlinya.
Sebelum ke tahap penjelasan bagaimana cara mengelola emosi dengan baik di masa pandemi khususnya, tentunya saya diperkenalkan dengan beragam gangguan psikologis yang banyak muncul di masa pandemi oleh ibu Anna.
Gangguan Psikologis yang Banyak Terjadi Selama Masa Pandemi
- Fobia
- Panic Buying
- Binge-watching television
- Gangguan mood
- Gangguan tidur
- Adiksi online gambling
- Acute stress disorder
- Adjustment stress disorder
- Alcohol use disorder
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Depresi
- Kecemasan
- Stress
- Posttraumatic Stress Disorder
Nah, dari ke 14 gangguan psikologis tersebut, kira-kira pernah mengalami yang mana aja? Kalau saya sendiri lebih dari 50% gangguan psikologis diatas pernah saya alami. Meski begitu, saat saya mengikuti webinar tersebut ibu Anna menyemangati dan memberikan support pada peserta webinar bahwa selalu ada kabar baik dibalik suatu kejadian. Seperti halnya di masa pandemi ini, dimana kondisi seperti ini bisa dijadikan ajang untuk menambah keterampilan hidup.
Baca: Serunya Datang ke Festival Bunda Generasi Maju di Bandung
Yang tak kalah penting, saat webinar, saya juga belajar mengenai pentingnya mengetahui akar sumber dari peningkatan emosi itu sendiri, yaitu stress. Adanya stress yang dialami bisa mengakibatkan :
- Kekerasan pada anak
- Anak diabaikan
- Anak dimanjakan berlebihan
- Pekerjaan bunda bermasalah
- Bunda lebih mudah sakit
- Relasi dengan ayah bermasalah
Bayangkan dari satu penyebab saja, yaitu stress. Bisa menimbulkan banyak dampak buruk dalam keseharian. Sebenarnya, selain stress, ada juga penyebab lainnya yaitu sandwich generation dan Toxic Positivity. Untuk itu, menurut ibu Anna Surti Ariani, berikut tips untuk mengelola emosi positif bunda, diantaranya:
Do’s :
- Sadari bahwa kondisi tubuh dan kondisi psikis berhubungan erat
- Mind-body connection
- Sehatkan tubuh untuk dapat sehatkan psikis seperti makan yang bernutrisi, cukup istirahat, tetap berolahraga dan hindari rokok & alcohol
- Menenangkan diri
- Kenali Batasan tubuh dan psikis
- Tetap terhubung dengan orang tercinta
- Ada waktu steril gadget
- Tetaplah bersosialisasi
Don’ts :
- Ekspresikan kekesalan begitu saja kepada orang lain
- Menyakiti diri
- Negative self-talk
Sebagai seorang ibu, tentunya menjadi perjuangan yang luar biasa ya bun, dalam mengelola emosi, namun saya sangat mengapresiasi para ibu yang perannya begitu luar biasa, khususnya pada peringatan hari ibu tanggal 22 Desember 2021 kemarin.
Untuk itu, agar para ibu bisa terus memiliki jejaring yang baik, demi terjaganya kesehatan mental, tidak ada salahnya untuk tergabung ke dalam program Klub Bunda Generasi Maju. Karena ada beragam keunggulan yang bisa ibu dapatkan diantaranya:
- Mendapatkan pendampingan dari SBGM (Sahabat Bunda Generasi Maju) yang merupakan bagian dari Danone SN Indonesia
- Tanya jawab & Konsultasi mengenai produk, nutrisi dan tumbuh kembang si kecil langsung pada ahlinya
- Mendapatkan hadiah berupa poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah
- Mendapatkan beragam video edukatif seputar tumbuh kembang untuk dukung si Kecil tumbuh MAKSIMAL
Well, pengalaman saya mengikuti #webinarsahabatbundagenerasimaju memang sangat menyenangkan, semoga kedepannya makin sering diadakan event-event bermanfaat seperti ini. Sukses selalu untuk Sahabat Bunda Generasi Maju!