Kenal Lebih Dekat dengan Token AHA: Token Kripto Ramah Lingkungan
Token kripto merupakan uang digital yang digadang-gadang bisa menjadi salah satu aset bernilai di masa depan. Namun, disisi lain mining kripto merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi karbon. Melihat persoalan tersebut, putra bangsa memiliki inovasi untuk pengurangan emisi karbon dengan menciptakan token ramah lingkungan. Token tersebut adalah token AHA atau Alam Hijau Anagata (AHA).
Berkenalan dengan Token AHA
Token kripto menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon karena proses penambangannya yang memakan banyak energi listrik. Untuk mendapatkan satu token kripto baru, seseorang harus memecahkan soal matematika yang sangat rumit sehingga hanya bisa mengandalkan komputer untuk memecahkannya. Jika hanya mengandalkan hitungan manual akan sangat lama, maka token kripto akan lama didapat pula.
Semakin lama mendapat token kripto, semakin lama pula proses penambangan token kripto. Artinya, penghasilan yang didapat akan sedikit pula. Oleh sebab itu, seseorang yang terjun ke dunia token kripto akan menggunakan banyak komputer dan jaringan internet. Penggunaan dua alat inti tersebut tidak mungkin tanpa energi listrik.
Memiliki misi pengurangan emisi karbon, token AHA sebagai token ramah lingkungan pertama kali di Indonesia memiliki tujuan utama mengawasi transisi energi dan turut berkontribusi dalam green project.
Green project atau proyek penghijauan yang dimaksud berupa konservasi pengolahan air maupun udara, perdagangan karbon, dan lain-lain yang memiliki potensi ekonomi. Hal ini sesuai dengan cita-cita pemerintah pada tahun 2025, yakni memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai bauran energi sebanyak 23 persen.
Berbagai Project yang Diusung AHA Token
Proyek dasar token AHA yang memiliki nilai bisnis adalah proyek solar pv dan carbon trade platform. Indonesia sebagai negara yang berlokasi di bawah garis khatulistiwa akan menghasilkan energi surya. Artinya, masyarakat Indonesia khususnya penambang token kripto dapat menggunakan energi surya sebagai pembangkit listriknya.
Tentu hal tersebut menjadi upaya pengurangan emisi karbon karena tidak menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai sumber energi listriknya. Contoh lain dari green project token AHA adalah pembuatan game dan NFT yang mendukung penghijauan seperti penanaman pohon asli di berbagai wilayah di
Indonesia.
Sebagai pembuka, token AHA melakukan penanaman mangrove berkolaborasi dengan Yayasan Temanmu Peduli mengajak beberapa stakeholder terkait dan komunitas go green. Proyek penanaman mangrove pertama kali tersebut dilaksanakan di pantai Telaga Waja, Tanjung Benoa, Bali tepat di peringatan hari bumi 2022 sekaligus soft launching token AHA.
Keunggulan dari token AHA selain misi pengurangan emisi karbon terletak pada proses transaksinya. Transaksi token AHA menggunakan decentralized yield-generation utility eco-token. Sementara dasar sistem tersebut menggunakan Binance Smart Chain (BSC). Sistem tersebut sudah terdesentralisasi sehingga sangat aman.
Baca: Inilah 5 Investasi Masa Depan yang Menguntungkan
Harga token AHA yang diperjualbelikan juga stabil. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir dengan harga yang fluktuatif. Biaya administrasinya pun juga tergolong rendah. Hanya dikenakan biaya sebesar 6 persen. 3 persen untuk refleksi pemegang lain, 2 persen untuk donasi, dan 1 persen sebagai biaya pemeliharaan sistem.
Itulah informasi tentang token AHA, token kripto ramah lingkungan yang membawa misi berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon. Kehadiran dari token ini memang masih tergolong baru. Namun, dengan visi dan misi yang mendukung pelestarian lingkungan, tentu token ini patut untuk Anda pertimbangan. Dengan menggunakan token ini, Anda bisa tetap menggunakan fungsinya untuk transaksi digital, namun juga turut menjaga dan melestarikan lingkungan.