Ketika seorang wanita terpilih untuk menjalani peran baru, sebagai ibu. Maka dunianya tidak akan pernah sama lagi. Terbukti, dari pasca lahiran pertama, saya benar-benar mengalami yang namanya baby blues syndrome, ditambah lagi dengan pemulihan fisik yang saat itu benar-benar membutuhkan waktu.
Meskipun menjadi seorang ibu adalah peran yang membahagiakan, tapi seringkali terselip rasa kesepian, yang juga kerap kali dialami. Penyebabnya tentu karena seorang wanita yang menjadi ibu, akan menghadapi yang namanya masa transisi antara masa sebelum menjadi ibu dan pasca menjadi ibu.
Hal itupun yang pada akhirnya saya alami, ketika saya yang biasanya berpergian keluar rumah untuk bekerja, kemudian setelah melahirkan, harus dihadapkan dengan kondisi harus sepenuhnya berada di rumah. Alhasil, saya pun mengalami fase dimana saya merasa terisolasi dan jarang berinteraksi sosial.
Belum lagi, moment mengurus anak dan rumah tangga sekaligus yang juga menyita waktu, karena saya melakukannya murni tanpa ART, mengakibatkan berkurangnya moment intim bersama pasangan. Jangankan moment bersama pasangan, bahkan moment untuk me time atau sekedar memperhatikan diri sendiri saja sudah cukup membuat saya seringkali merasa bersalah, karena hal itu membuat saya merasa menjadi ibu yang egois dan kurang baik. Di tengah kondisi seperti itu, sayapun bertanya-tanya pada diri sendiri, mungkinkah saya bisa menyusui tanpa stress?
Pentingnya Support System untuk Ibu Menyusui
Tak hanya sekedar mengatasi rasa lapar, namun ASI juga merupakan sumber nutrisi nomor satu yang dibutuhkan oleh bayi. Dan menjadi satu-satunya pemasok nutrisi bagi si kecil, tentunya adalah tanggungjawab yang besar.
Saya dan suami sama-sama menjadi orang tua baru saat itu, kami benar-benar perlu belajar untuk saling mendukung satu sama lain. Memang di awal menyandang peran baru, saya dan suami masih terbilang kaku, dan belum kompak. Ga jarang, suami juga sering kena ngomel istrinya huhu tapi alhamdulillah nya paksuami sabar banget.
Masih terekam jelas dalam ingatan saya, saat dimana akhirnya tangis saya pecah, karena menghadapi ASI yang seret, padahal sudah coba memompa, namun hasilnya tidak sesuai ekspetasi. Ternyata, menyusui itu butuh dukungan, bukan perkara yang harus dihadapi sendirian.
Siklus Galau Saya Selama Menyusui
Namun, seiring berjalannya waktu, kami pun mulai menyadari agar proses menyusui yang saya hadapi ini bisa berhasil, saya dan suami harus menerapkan kunci keberhasilan menyusui versi kami dengan cara:
- Bahagia melalui hal yang sederhana, sesimple punya waktu untuk berdua bersama pasangan. Meskipun itu hanya movie night, di sela-sela si kecil tidur
- Tidak meninggikan ekspetasi, cukup lakukan semaksimal mungkin tanpa harus memaksakan kehendak
- Meluangkan waktu untuk menyantap makanan yang disukai
- Sesekali meluangkan waktu untuk diri sendiri, misalnya pergi ke salon terdekat walau hanya untuk sekedar facial atau creambath yang hanya berdurasi 1-2 jam.
- Ikhtiar dengan mengonsumsi apa saja yang bisa meningkatkan produksi ASI sekaligus menutrisi ASI, dalam hal ini saya pilih suplemen ibu menyusui Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold karena Saya percaya bahwa tumbuh kembang si kecil berawal dari Bunda yang sehat.
Dukungan Blackmores Membersamai Masa Menyusuiku
Masa menyusui adalah masa krusial yang tak akan mungkin terulang Kembali, itu sebabnya saya benar-benar ingin memberikan yang terbaik, pemahaman saya saat itu, saya meyakini bahwa masa depan anak dimulai dari 1000 hari pertama kehidupannya, jadi cukup selalu pilih yang berkualitas, karena jika anak sudah kekurangan nutrisi, itu akan seperti domino yang berpengaruh pada dirinya di masa depan.
Maka dari itu, saya ga mau pilih suplemen ibu menyusui yang kaleng-kaleng buat anak saya. Saya hanya mengusahakan untuk bisa memilih yang berkualitas seperti Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold. Bisa dibilang, memang saya terlambat mengenal Blackmores, karena saya tidak mengonsumsinya sedari hamil, akan tetapi bagi saya, mengonsumsinya saat menyusui juga masih lebih baik, daripada tidak sama sekali.
Dan biasanya saya mengonsumsi suplemen ibu menyusui Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold dua sekali, tepatnya di pagi dan malam hari. Oh iya, sebenarnya tantangan terberat saat mengonsumsi suplemen ibu menyusui, biasanya bukan karena mengeluhkan harganya, tapi konsistensi dalam mengonsumsinya.
Kadang ya, orang mah bisa aja bela-belain totalitas milih yang berkualitas, tapi Ketika sudah dapat, sulit konsistensi untuk mengonsumsinya. Maka dari itu, saya sampai punya waktu khusus untuk mengonsumsi Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold, lho hehehe
Kandungan Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold
Program “Blackmores Peduli Nutrisi Bunda”
Yang paling menggembirakan, belum lama ini, Blackmores telah meluncurkan program “Blackmores Peduli Nutrisi Bunda” yang mana dalam program tersebut, ada kebaikan yang disebar berupa 12.000 botol Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold kepada ibu hamil dan menyusui yang kurang mampu di Solo, Jawa Tengah.
Tak hanya sendirian, Blackmores juga menggandeng FoodCyle Indonesia dan Yayasan Gita Pertiwi untuk sama-sama bekerja sama dalam menutrisi ibu hamil dan menyusui melalui program “Blackmores Peduli Nutrisi Bunda”.
Baca: Cerita Perjalanan Menyusui dari Ibu yang Tak Sempurna
Dan yang terpenting, mengetahui dukungan blackmores always does more pada ibu hamil dan menyusui yang luar biasa, ternyata dilatarbelakangi juga oleh fakta di lapangan yang menyebutkan bahwa:
Salah satu sumber DHA yang baik adalah melalui konsumsi ikan. Tapi sayangnya, menurut survei terakhir yang dilakukan Food and Drug Administration (FDA), sebanyak 21% wanita hamil tidak mengkonsumsi ikan selama kehamilan dan 75% wanita hamil hanya mengkonsumsi kurang dari 115 gram selama seminggu. Padahal, jumlah konsumsi ikan yang direkomendasikan oleh Food and Drug Administration (FDA) sebanyak 225– 350 gram ikan per minggu atau 300mg DHA setiap harinya.
Kemudian, yang tak kalah mencengangkan juga disampaikan oleh dr. Boy Abidin, Sp.OG selaku Dokter Spesialis Kandungan, terkait dampak dari kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung DHA selama masa kehamilan.
“Di masa kehamilan dibutuhkan asupan mikronutrien yang lengkap untuk mendukung perkembangan janin dan kesehatan Ibu di masa kehamilan. DHA merupakan salah satu mikronutrien yang penting karena defisiensi DHA selama kehamilan dapat menimbulkan beberapa resiko. Biasanya sering dihubungkan dengan kelahiran prematur, resiko preeklampsia, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Sayangnya, masih banyak ibu hamil yang belum teredukasi untuk memenuhi asupan nutrisi mikronutriennya termasuk DHA. Padahal salah satu cara mudah untuk mendapatkan asupan DHA bisa melalui minyak ikan sebagai sumber utamanya.”
dr. Boy Abidin, Sp.OG selaku Dokter Spesialis Kandungan.
Dari fakta dan pernyataan diatas, Blackmores pun akhirnya tergerak untuk menekan angka Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di Solo, Jawa Tengah. Mengapa harus diadakan di Solo, Jawa Tengah? Karena setelah saya searching di google, kota dengan jumlah BBLR terbesar di Indonesia, jatuh ke provinsi Jawa Tengah huhu sebuah provinsi yang tidak disangka-sangka menjadi penyumbang BBLR terbesar di Indonesia.
Dan rencananya, program Blackmores Peduli Bunda yang berjalan sejak bulan April lalu, akan berlangsung hingga bulan September mendatang. Harapannya, semoga program baik seperti ini, bisa terus berkelanjutan, dan menyasar ke luar pulau Jawa juga. Dengan begitu, akan ada begitu banyak para bumil dan busui yang mendapatkan manfaatnya.