Setiap orang bisa jadi menjalankan peran yang berbeda, mungkin ada yang memilih menjadi pebisnis, pun ada yang memilih menjadi karyawan. Apapun pilihannya itu tidak salah, karena semuanya kembali lagi pada keputusan hidup masing-masing.

Saya sendiri termasuk yang pernah menjalani keduanya, saya pernah menjadi karyawan, namun saat ini lebih memilih berbisnis dengan suami. Bisnis pertama kami yang bisa dibilang berhasil, adalah bisnis pengelolaan sosial media.

Awalnya, kami memang tidak berniat merekrut karyawan, semuanya dikerjakan sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, lengkap dengan keinginan untuk bertumbuh, membuat kami mulai berpikir untuk merekrut karyawan.

Karyawan pertama kali adalah saudara kami sendiri, kami mengajak ia untuk bisa bergabung dengan kami, namun karena terikat tali persaudaraan, seringnya pembagian gaji serasa kurang sesuai dengan yang seharusnya. Bukan kurang, melainkan tidak sesuai dengan ketentuan saja, yang berdampak jadi overcost.

Setelah beberapa waktu kemudian, kami memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan saudara, karena memang saudara saya ingin memulai bisnisnya sendiri. Alhasil, saya dan suami mulai merencanakan  bagaimana merekrut karyawan yang sesuai, kemudian bagaimana juga cara menentukan gaji karyawan agar sepadan dengan yang dikerjakan.

Dari pengalaman saya pribadi, berikut 7 pertimbangan menentukan gaji karyawan untuk UMKM atau pebisnis yang sedang merintis usahanya

Menentukan Gaji Karyawan Bagi UMKM

  • Tentukan gaji sesuai jumlah hari kerja karyawan tersebut

Menghitung gaji karyawan sesuai dengan berapa hari karyawan tersebut kerja, lalu dikalikan dengan rate kerja karyawan per harinya. Misalnya nih, jika satu harinya dibayar 50ribu, kemudian karyawan tersebut kerja selama 20 hari maka 50 ribu x 20 = 1 juta. Dengan metode penggajian seperti ini, memungkinkan keuangan pebisnis khususnya tetap stabil. Dan saya pun menerapkan hal ini, untuk besarannya bisa disesuaikan dengan lokasi bisnisnya.

  • Tetapkan gaji pokok yang sesuai

Besaran gaji pokok tentunya disesuaikan dengan kondisi bisnis, apabila bisnis masih merintis, ada baiknya terapkan gaji dibawah UMR dulu. Namun seiring bisnis yang bertumbuh, mungkin kedepannya bisa ditambahkan tunjangan-tunjangan lainnya. Dan selain pertimbangan dari kondisi bisnis, pertimbangan gaji pokok juga berasal dari besaran modal bisnis yang dimiliki, pastikan jumlah gaji karyawan tidak membuat modal bisnis minus.

  • Rekrut karyawan yang belum menikah

Terdengar tidak adil, tapi sebenarnya pertimbangan kenapa merekrut karyawan menikah adalah lebih kepada niatan untuk bersikap adil. Saat saya sadar betul bahwa saya belum bisa memberi upah senilai UMR, maka saya mencoba merekrut karyawan yang belum nikah, pasalnya karyawan yang belum menikah tentunya tidak memiliki tanggungan anak dan istri, sehingga angka cukup per bulannya bisa lebih terjangkau.

  • Rekrut karyawan yang domisilinya tidak jauh dengan lokasi bisnis

Domisili calon karyawan juga perlu diperhatikan, karena jika domisilinya terlalu jauh dengan lokasi bisnis. Bisa jadi ke depannya gaji yang ditawarkan tidak  mencukupi karena gajinya berat diongkos. Alangkah baiknya ketika sesi interview pun tanyakan kemungkinan tersebut, apakah nantinya ia akan ngekos dsb sebenarnya hal ini bisa diatasi juga jika calon karyawan bersedia ngekos dan juga harga pasaran ngekos perbulannya tidak menghabiskan gaji.

  • Menentukan nilai pekerjaan sesuai dengan latar belakang Pendidikan

Sebelum kamu hendak menggaji karyawan, pastikan nilai pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya, misalnya untuk kandidat lulusan SMK bisa memberikan bidang pekerjaan yang sifatnya lebih teknis, sedangkan untuk lulusan S1 bisa memberikan pekerjaan di bidang yang lebih strategis.

  • Memberlakukan system probation atau percobaan selama 3 bulan

Saya pribadi pernah merekrut seseorang yang dari CV nya terlihat sangat meyakinkan bahwa dia seseorang yang mahir dalam menulis. Dari interviewpun cukup meyakinkan gesture dan kemantapan hatinya. Namun sayangnya, ketika di lapangan, nyatanya tidak sesuai ekspetasi. Yang ada, malah lebih sering kebingungan dan mengeluhnya.

Karena dinilai bisa memberikan vibes yang buruk ke teman-teman kerja lainnya, dan kebetulan belum 3 bulan juga masa kerjanya, maka dari itu saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerjanya. Alhasil, ia pun belum mendapatkan gaji yang disesuaikan dengan masa percobaan saat itu.   

  • Menentukan gaji dari segi pengalaman yang dimiliki

Menentukan gaji berdasarkan pengalaman yang dimiliki juga merupakan keputusan yang bijak, dengan begitu kita bisa adil dengan memberikan bayaran yang pantas. Jadi, meskipun secara strata Pendidikan tidak terlalu tinggi, jika didukung dengan pengalaman yang kompeten, tentunya ini perlu dijadikan acuan. Biasanya untuk seseorang yang kategorinya berkompeten, harus digaji minimall standar UMR sesuai dengan daerah lokasi bisnis.

Setelah menjalani peran sebagai pebisnis, saya jadi memiliki ketujuh pertimbangan menentukan gaji karyawan tersebut. Dan selayaknya para pebisnis yang ingin mewujudkan impiannya agar bisnisnya bertumbuh, perlu didukung juga dengan memantaskan diri.

Baca: Sisi Lain Content Writer, Profesi Paling Menggiurkan Abad Ini

Tidak hanya dari produk yang dijual, tapi juga dari system dan manajemen SDM nya. Itu sebabnya, saya sarankan untuk penggajian karyawan, disarankan menggunakan software payroll terbaik seperti GajiHub, agar lebih tersistem dan terdata dengan baik. Bayangkan saja, jika karyawannya lebih banyak, tentunya akan sangat merepotkan jika menghitung system penggajiannya satu persatu, belum lagi urusan Kelola pph 21 nya.