Memiliki rasa empati yang tinggi terhadap keberadaan anak-anak desa di Bali menjadikan tekad I Gede Andika Wira Teja yang semula hanya sekadar untuk pulang ke kampung halamannya di Bali berubah wujud menjadi keinginan kuat untuk mengedukasi anak-anak di Bali, tepatnya di Desa Pamuteran Kabupaten Buleleng, Bali.

Di kala itu, dampak dari pandemi menghasilkan efek berkepanjangan yang mengakibatkan menurunnya perekonomian di desa Pemuteran, Bali. Padahal sebelum terjadinya pandemi, desa tersebut kerap kali menjadi tujuan bagi para wisatawan di Bali. Yang mana kunjungan dari para wisatawan tersebut sangat berdampak baik bagi perekonomian masyarakat di desa Pemuteran, Bali.

Disamping itu, pandemi juga mengakibatkan sektor pendidikan menjadi terhambat. Banyak diantaranya anak-anak berusia sekolah yang tak bisa belajar secara efektif, baik karena keterbatasan perangkat belajar online hingga kesulitan ekonomi.

Untuk itu, dibawah naungan KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan) yang ia gagas bersama teman-teman komunitas Jejak Literasi, I Gede Andika Wira Teja berupaya untuk mengedukasi anak-anak di desa Pemuteran Bali agar senantiasa dapat belajar secara efektif melalui tiga program literasi yang dibentuk olehnya.

Ketiga program pendidikan tersebut yakni berfokus pada kemampuan berbahasa Inggris, edukasi lingkungan dan edukasi sosial. Untuk jadwal belajarnya sendiri, diadakan pada hari Minggu dengan tiga tahapan kelas, mulai dari Basic, Junior dan General. Dan untuk pengajarnya sendiri tidak hanya dilakukan oleh I Gede Andika Wira Teja, tapi juga terdapat beberapa relawan lainnya yang terlibat.

Dengan adanya program belajar yang dipelopori KREDIBALI, I Gede Andika Wira Teja berharap bisa menjadi jembatan bagi anak-anak dalam memahami bahasa Inggris. Karena sejatinya, bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Alhasil jika siapapun dapat memahaminya, maka sangat mungkin untuk mengubah masa depannya menjadi lebih baik.

Sumber Foto : Baliportalnews

Bagi anak-anak yang ingin mengikuti kursus bahasa Inggris di KREDIBALI, I Gede Andika Wira Teja mensyaratkan agar anak-anak membawa sampah plastik, tujuannya selain untuk mengedukasi terkait pentingnya menjaga lingkungan, tentunya karena sampah plastik bernilai jual. Sehingga nantinya sampah tersebut akan dijual kepada pengepul dan ditukarkan dengan beras, untuk kemudian diberikan kepada para lansia yang membutuhkan.

Dalam perjalanannya bersama KREDIBALI, I Gede Andika Wira Teja juga menemui berbagai kendala, termasuk diantaranya penolakan dari para orang tua anak yang awalnya mengira bahwa belajar bahasa Inggris pastinya akan mahal, namun setelah dijelaskan bahwa pembelajarannya tanpa dipungut biaya, maka para orang tua pun akhirnya mengizinkan. Selain hambatan dari para orang tua, tantangan lainnya adalah saat proses belajar mengajar itu sendiri, yang mana harus ketat dalam melakukan protokol kesehatan, agar tidak terjadi penyebaran virus yang membahayakan.

Baca: Nurman Farieka, Sulap Kulit Kaki Ayam Menjadi Sepatu Unik

Secara garis besar, KREDIBALI telah berhasil memberikan kesempatan bagi anak-anak dari orang tua penerima bantuan sosial seperti PKH (Program Keluarga Harapan), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan keluarga yang ekonominya terdampak akibat Covid-19, untuk dapat menimba ilmu, ditengah sulitnya kondisi pandemi yang terjadi saat itu.

Berangkat dari perjuangan serta dedikasi yang I Gede Andika Wira Teja lakukan, ia pun mendapatkan penghargaan dari Astra dalam Satu Indonesia Awards 2021 sebagai Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19. Semoga kedepannya semakin banyak pemuda bangsa yang memiliki semangat positif seperti I Gede Andika Wira Teja.