Siapa bilang, bahwa pengentasan kemiskinan hanyalah tugas pemerintah semata? Nyatanya upaya pengentasan kemiskinan dapat dilakukan oleh siapa saja. Tak peduli darimana ia berasal, pedesaan atau perkotaan sekalipun, siapapun bertanggungjawab untuk membebaskan diri dari jeratan kemiskinan.

Akan tetapi realitanya, untuk mengatasi kemiskinan tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti halnya yang dialami oleh Helena Hia Tukan, sosok inspiratif dari Flores yang berhasil mendirikan Rumadu (Rumah Madu) yang berfokus pada pemberdayaan para petani madu dalam pengelolaan madu di hutan Flores, Nusa Tenggara Timur.

Niat mulia dalam mengembangkan Rumadu tentunya tidak datang tiba-tiba, tapi juga didasari dengan data survey oleh Yayasan Swisscontact Foundation di desa Leraboleng, Kabupaten Flores Timur yang mengatakan bahwa keberadaan hutan di desa Leraboleng, Kabupaten Flores Timur mampu menjadi andalan saat masyarakat dilanda paceklik, dengan catatan perlu digali potensinya melalui pemberdayaan madu hutan.

Sumber dokumentasi: indonesiana[dot]id

Maka dari itu, Helena Hia Tukan terus berupaya untuk menggali manfaat madu hutan yang dinilai sangat bermanfaat bagi kesehatan. Terlebih madu hutan juga dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan, maupun pelengkap makanan lainnya. Dan beruntungnya, teknologi di zaman sekarang sudah sangat mumpuni, sehingga semakin banyak daya tarik madu hutan yang bisa terungkap. Harapannya, dengan menggali lebih dalam manfaat dari madu hutan, akan terjadi peningkatan value (nilai) dari madu hutan itu sendiri, sehingga nantinya daya beli terhadap madu hutan pun bisa meningkat pesat.

Mengingat Flores sendiri adalah sebuah pulau dengan cakupan hutan yang luas dan asri, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi kehidupan lebah hutan jenis Apis Dorsata yang merupakan spesies penghasil madu hutan berkualitas.

Sejak didirikan pada tahun 2016, Rumadu telah berhasil mempersatukan para petani madu hutan sekaligus mensosialisasikan standar panen maupun paska panen yang baik dan benar, serta sosialisasi pengolahan limbah sarang lebah menjadi lilin. Harapannya tentu agar kedepannya, praktik pemberdayaan madu hutan ini bisa terus berkelanjutan. Kemudian, untuk menciptakan masa depan yang cerah bagi para petani madu, Rumadu juga membantu menciptakan model bisnis yang tepat, mulai dari produksi hingga pemasaran produk madu hutan yang berhasil di panen oleh para petani lebah madu di Flores.  

Sehingga madu hutan dari Flores dapat dikenal banyak orang, yang mana hal itu akan berbanding lurus dengan kesejahteraan pada petani madu hutan di Flores. Tak hanya itu, Rumadu juga mengupayakan terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait untuk sama-sama menanggulangi kebakaran hutan yang dapat mengancam proses pemberdayaan madu hutan di Flores.

Baca: Pemuda Bali Gagas Aplikasi Teknologi Pelacakan Ikan untuk Nelayan

Di tengah banyaknya program pemberdayaan para petani madu yang digagas oleh Rumadu, tak dapat dipungkiri bahwa hambatan tentunya akan selalu ada. Seperti halnya yang dialami Helena Hia Tukan yang dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti sulitnya mengubah kebiasaan para petani madu yang kurang tepat dalam pengelolaan madu, ditambah lagi dengan adanya keterbatasan materi, serta persaingan bisnis yang tidak sehat. Namun, dengan hambatan yang ada, itu tidak menjadikan alasan bagi Helena Hia Tukan untuk menyerah dalam memberdayakan para petani madu di Flores.

Berkat kegigihannya yang luar biasa, Helena Hia Tukan mendapatkan apresiasi yang luar biasa dalam bidang kewirausahaan dari Astra sebagai Penerima Apresiasi SIA Provinsi 2021. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang sangat membanggakan dan patut diacungi jempol. Semoga kedepannya semangat ini terus menular hingga generasi yang akan datang.