“Ketika pohon terakhir ditebang, Ketika sungai terakhir dikosongkan, Ketika ikan terakhir ditangkap, Barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang.” – Eric Weiner
Mungkin ada temen-temen yang juga pernah dengar atau familiar dengan kutipan diatas? Ya, kutipan diatas seolah menyadarkan kita akan kenyataan yang tidak mustahil untuk terjadi di masa depan, jika kita di hari ini masih selalu mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan.
Mungkin selama ini kita melihat bahwa kebakaran hutan maupun kerusakan alam hanya terjadi di provinsi-provinsi nan jauh disana. Yang sebenarnya, tanpa disadari dampaknya semakin mendekat pada kita. Tak perlu jauh-jauh, saat ini saja musim seolah menjadi tak menentu, dampak perubahan iklim seperti Global Warming ternyata dapat menyebabkan berkurangnya curah hujan. Akibatnya, banyak terjadi kekeringan dimana-mana, banyak yang gagal panen, sulit mendapatkan sumber air untuk sehari-hari dsb.
Dengan adanya dampak-dampak yang terjadi akibat perubahan iklim, tidak ada salahnya untuk mulai melakukan yang terbaik bagi alam kita tercinta. Karena bahwasanya, bukan alam yang membutuhkan kita, tapi justru kitalah yang membutuhkan alam. Dan upaya menyelamatkan alam, bisa dilakukan dengan berbagai cara, bahkan cara sederhana sekalipun, misalnya dengan menanam pohon di pekarangan rumah, maupun di tempat-tempat yang memang cocok sebagai lahan penghijauan.
Seperti halnya dengan yang dilakukan oleh KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo, sosok inspiratif dari Bojonegoro yang berhasil menjadi inisiator berdirinya Green Star Nusantara. Green Star Nusantara merupakan organisasi non pemerintah yang aktif di bidang sosial, pendidikan dan lingkungan. Sejak didirikan di tahun 2015, Green Star Nusantara telah terdaftar di SK. Kemenhumkam RI.
Salah satu program yang diusung oleh KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo diantaranya adalah program pembibitan Trembesi. Mengapa dari sekian banyak pohon, trembesi dipilih menjadi salah satu jenis pohon yang harus ditanam secara massif? Jawabannya tentu ada pada keunikan dari trembesi sebagai pohon yang mampu menyerap emisi karbon secara efektif, hingga 28,5 ton CO2 setiap tahunnya.
Seperti yang kita ketahui bersama, emisi karbon saat ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penggunaan kendaraan di masyarakat. Untuk itu, trembesi seolah menjadi solusi tepat agar polusi dapat diminimalisir. Tak hanya itu, manfaat dari pohon trembesi juga ada pada daunnya, dimana daunnya dapat dijadikan kompos, pakan ternak, dan antibakteria. Lalu bijinya juga dapat dijadikan selai.
Baca: Perjuangan drh. Fahri Putranda, Menebar Kebermanfaatan Melalui Profesi Dokter Hewan
Dalam perjuangannya, KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo menceritakan bahwa ia pertama kali memulai aksinya tepat di halaman rumahya, yang akhirnya darisanalah tercipta berbagai macam bibit trembesi yang bisa ia gunakan bersama Masyarakat untuk melakukan penghijauan di berbagai daerah maupun desa-desa di kabupaten Bojonegoro.
Seperti halnya sebuah perjuangan, tentu memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi, tanpa terkecuali dengan yang dialami KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo yakni sulitnya mendapatkan bibit pohon trembesi yang murah, sementara saat itu untuk merealisasikan program-program di Green Star Nusantara, KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo harus mengandalkan dana pribadi yang berasal dari penghasilan menjadi pengajar ekstrakurikuler di sebuah sekolah. Dalam kondisi tersebut, beruntung KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo mendapatkan solusi dengan cara membeli biji trembesi yang dibutuhkan secara online, yang kemudian ia semai menggunakan kemasan polybag yang berisi tanah dari limbah batu bata di Ledok Kulon, Bojonegoro.
Demi melakukan penghijauan yang massif dan berkelanjutan, KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo mengajak anak-anak muda anggota pencak silat untuk turut serta berkontribusi dalam aksi penghijauan dengan menanam trembesi sebanyak mungkin. Harapannya agar tercapai target 100ribu bibit trembesi yang ditanam setiap bulannya. Alhasil, bukan hal mustahil bila 1 tahun kedepan akan ada 1 juta trembesi yang siap menghasilkan oksigen terbaik bagi kehidupan umat manusia.
Niat mulia KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo lah yang akhirnya mengantarkannya untuk mendapatkan apresiasi dari Satu Indonesia Award tahun 2021 dalam kategori lingkungan yang berfokus pada kegiatan Pembibitan Trembesi untuk Perbaikan Sumber Mata Air dan Oksigen Dunia. Harapannya semoga semakin banyak sosok KRT Samsul Arifin Wijoyosukmo yang dengan semangatnya, mampu memberikan dampak berkelanjutan bagi lingkungan. Agar bumi yang kita tinggali senantiasa menjadi planet teraman untuk kehidupan kini dan nanti.