Sejak kecil kita diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, tak jarang himbauan tersebut juga sering kita lihat di berbagai ruang publik, seperti sekolah, sepanjang jalan, di dalam kendaraan umum dsb. Akan tetapi, membuang sampah pada tempatnya, tidak menghasilkan solusi secara keseluruhan.
Mengingat sampah-sampah yang telah berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekalipun masih saja menimbulkan masalah yang selama bertahun-tahun tidak pernah terselesaikan. Bahkan di beberapa wilayah di Indonesia sendiri, sampah-sampah telah membentuk gunung atau bahkan setara tinggi gedung pencakar langit. Ironisnya lagi, kebanyakan sampah yang dihasilkan merupakan sampah berbahan plastik yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai.
Berangkat dari keresahan tersebut, Nazamuddin Siregar seorang pemuda asal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara termotivasi untuk melakukan perubahan yang signifikan dengan mendirikan bengkel sampah untuk mengatasi permasalahan sampah yang kian hari tak pernah berhenti
Bengkel Sampah Ubah Sampah jadi Berkah
Sejak didirikan pada 1 Maret 2021, Bengkel Sampah yang didirikan oleh Nazamuddin Siregar terus berupaya untuk melakukan pengelolaan sampah secara tepat dan efektif. Sejalan dengan keilmuan yang dijalaninya di UIN SUSKA, Riau jurusan Teknik Industri. Nazamuddin Siregar tak segan untuk mengaplikasikannya pada bengkel sampah, mulai dari proses pemilahan sampah hingga proses daur ulangnya. Dan yang terpenting, dengan mendirikan bengkel sampah, Nazamuddin Siregar berkeyakinan bahw a tidak hanya masalah lingkungan saja yang teratasi, tapi juga masalah ekonomi juga kian teratasi.
Pasalnya, bengkel sampah sendiri telah meluncurkan beberapa program dan layanan yang memungkinkan masyarakat Tapanuli khususnya agar dapat memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan melalui program jual beli sampah, tukar sampah jadi sembako dan emas, donor kertas di Bulan Ramadan, Beli Sembako Pakai Sampah, Bayar Tagihan Listrik dan Pulsa Pakai Sampah, serta Bayar SPP Pakai Sampah.
Tak hanya itu, jika teman-teman mengunjungi laman website official bengkel sampah, teman-teman akan mendapatkan informasi kisaran harga dari sampah yang ditukarkan. Misalnya saja, menjual sampah AC Komplit ke pihak bengkel sampah, maka akan diberi harga 200rb per unitnya. Dan masih ada berbagai varian sampah lainnya yang juga diterima oleh bengkel sampah seperti aki, aluminium, aqua gelas, atom, besi, buku, cup minuman, jerigen, kabin, kaleng susu dsb.
Atas antusiasme masyarakat terhadap Bengkel Sampah, hingga kini Bengkel Sampah telah berhasil mengelola lebih dari 752+ ton sampah dengan 4 bank sampah binaan yang terdiri dari Bank Sampah Rasoki, Bank Sampah Pintu Batu, Bank Sampah Lobulayan, dan Bank Sampah Tambiski. Tak hanya itu Bengkel Sampah juga telah berhasil mencakup 12 wilayah dengan 163 konsumen di berbagai layanan.
Baca: Helena Hia Tukan, Pendiri Rumadu yang Aktif Berdayakan Petani Madu di Flores
Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi Terpadu
Mengusung tagline “Sampah-Ketemu-Cair” dan campaign #nyampahdibayarin, Bengkel Sampah selalu memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memanfaatkan pengelolaan sampah rumah tangganya. Hal itu ditunjukan dengan adanya aplikasi teknologi terpadu dari Bengkel Sampah yang mampu melayani jemput sampah, melakukan manajemen pengelolaan sampah, memberikan informasi bank sampah serta memberikan edukasi terkait lingkungan.
Harapannya dengan penggunaan teknologi terpadu, sampah dapat dikelola dengan maksimal. Sehingga tetap sesuai dengan komitmen lingkungan yang selalu dijaga oleh Bengkel Sampah, yakni menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat dan generasi mendatang. Menariknya, Bengkel Sampah juga terbuka untuk berbagai kolaborasi di berbagai lini stakeholder guna mencapai visi yang lebih berdampak dalam pengelolaan lingkungan.
Berkat perjuangannya dalam mempertahankan lingkungan agar tetap sehat dan terbebas dari sampah, Nazamuddin Siregar mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari ASTRA sebagai penerima apresiasi SIA Provinsi 2021 dalam upaya pengelolaan sampah daur ulang terpadu berbasis teknologi. Tentunya hal ini menginspirasi kita untuk terus bergerak membuat perubahan yang nyata, yang tidak harus dimulai di kota besar, tapi bisa juga dimulai dari lingkungan sekitar.