Beli obat ke apotik dulu aja, jadi kalimat yang sering banget saya dengar saat kecil dulu, di saat ada anggota keluarga yang sedang sakit dan belum sempat ataupun belum merasa butuh banget buat berobat langsung ke dokter umum.
Beli obat di apotik bisa jadi efisiensi waktu dan biaya, kita bisa langsung meminta saran dari apoteker yang biasanya sudah sangat tahu penyakit-penyakit sesuai dengan obat yang jadi pasangannya. Mulai dari penyakit ringan lah seperti obat untuk batuk atau pilek, sampai untuk pengobatan penyakit berat seperti obat-obatan untuk penyakit kanker dan sejenisnya.
Tapi, engga tahu kenapa alasannya, tidak semua apotik itu bisa memberikan opsi obat yang tepat untuk penyakit yang kita alami. Pernah mengalaminya? Saya punya cerita sendiri mengenai kejadian ini, kebetulan saya tinggal Bersama suami di daerah yang cukup ramai dan jarak ke apotik tidak terlalu jauh, bahkan sangat banyak pilihan apotik yang bisa dipilih.
Namun saat di rumah orangtua saya yang ada di daerah, jarak apotik itu sangatlah jauh dan yang terdekat pun tidak bisa memberikan obat yang paten untuk mengobati penyakit yang orangtua saya alami.
Tentu harapan semua orang bisa sembuh dari penyakit dengan cepat dong ya, maka harapan orangtua saya pun begitu saat membeli obat di apotik tersebut. Sayangnya kadang obat yang dipilihkan sangat lambat progress penyembuhannya, atau bahkan kadang ada kondisi obat itu malah menimbulkan kondisi tak mengenakan lainnya seperti mual-mual.
Alhasil seringkali saya harus mengirimkan obat yang saya beli dari dekat rumah, lalu saya kirimkan pada orangtua saya agar mereka dapat sehat dan pulih dari sakitnya dengan lebih cepat. Hal ini pun sempat saya konsultasikan dengan dokter beberapa waktu lalu, apakah memang apoteker di apotik yang berbeda, itu bisa memberikan pilihan obat yang berbeda ya?
Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, saya cukup terbuka dengan beberapa profesi di industry kesehatan. Bagaimana peran dokter dalam melayani pasien, serta peran orang farmasi dan apoteker dalam dunia obat-obatan. Kamu sudah tahu belum apa perbedaan keduanya?
Jadi farmasi itu lebih fokus pada penelitian, pengembangan, dan produksi obat-obatan, sementara apoteker lebih terlibat dalam pemberian obat kepada pasien, memberikan informasi tentang penggunaan obat, dan menjaga agar proses distribusi obat berjalan dengan baik di apotek.
Pada akhirnya memang kita butuh peran orang farmasi juga ya, untuk menentukan obat-obatan yang tidak hanya tepat, tapi juga akurat untuk mengobati penyakit yang kita alami. Apalagi orang-orang yang terlibat di dunia farmasi, biasanya tergabung dengan pafi.id yang bisa menjamin kualitas obat yang beredar di masyarakat.
Apa sih PAFI itu?
Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) adalah salah satu organisasi yang memiliki peran strategis dalam pengawasan obat di Indonesia. Sebagai wadah bagi para ahli farmasi, PAFI bertugas untuk memastikan bahwa obat-obatan yang beredar di Indonesia memenuhi standar keamanan, efektivitas, dan kualitas.
Tanggung jawab PAFI dalam pengawasan obat tidak hanya terbatas pada aspek regulasi, tetapi juga mencakup edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik.
Fungsi Utama PAFI sebagai Pengawas Obat di Indonesia
PAFI memiliki tugas yang cukup sentral juga dalam industri obat-obatan di Indonesia lho, di antaranya:
- Edukasi dan Pelatihan bagi Profesional Kesehatan: PAFI memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada tenaga kesehatan, termasuk apoteker dan tenaga medis, terkait penggunaan obat yang aman dan tepat.
- Standarisasi dan Pengujian Obat: PAFI menetapkan standar bagi obat yang beredar di Indonesia, memastikan bahwa semua produk farmasi memenuhi kriteria tertentu sebelum dapat dipasarkan.
- Penelitian dan Pengembangan Obat: PAFI terlibat dalam penelitian untuk mengembangkan obat baru yang lebih aman dan efektif, serta melakukan kajian mengenai obat yang sudah ada untuk menilai keamanan dan efektivitasnya di masyarakat.
Butuh kolaborasi yang kuat antara PAFI, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan efektivitas pengawasan obat. Ke depan, diharapkan dengan pengawasan yang efektif dan peningkatan kesadaran tentang penggunaan obat yang bijak, kesehatan masyarakat dapat terus ditingkatkan dan kualitas hidup dapat diperbaiki secara berkelanjutan. PAFI, sebagai garda terdepan dalam pengawasan obat, memiliki tantangan dan peluang besar untuk menciptakan sistem kesehatan yang berkualitas tinggi di Indonesia.