Peran perempuan dalam membangun bangsa tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka tidak hanya berperan sebagai ibu yang mendidik generasi penerus di rumah, tetapi juga sebagai tenaga pendidik yang membentuk karakter dan pengetahuan anak-anak di sekolah. Salah satu profesi yang menjadi garda depan dalam pendidikan dan pembentukan karakter bangsa adalah guru. Ketika seorang perempuan berprofesi sebagai guru, ia menjalankan peran ganda yang sangat penting dalam mencetak generasi berilmu dan berbudi pekerti luhur.

Dengan memilih profesi sebagai guru, perempuan memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak sejak dini. Mereka adalah sosok yang sabar, empatik, dan mampu merespons kebutuhan emosional serta intelektual siswa. Seorang guru perempuan tidak hanya mengajarkan pelajaran akademis, tetapi juga menjadi contoh dalam hal sikap, etika, dan keterampilan sosial.

Guru perempuan memiliki kelebihan dalam mengajar dengan pendekatan nurturing atau pengasuhan yang penuh perhatian. Pendekatan ini sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepekaan sosial. Anak-anak yang dididik oleh guru yang peduli dan memahami kebutuhan emosional mereka cenderung tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan berkontribusi positif di masyarakat.

Pendidikan yang disampaikan oleh perempuan yang berprofesi sebagai guru juga sering kali lebih holistik. Mereka mampu mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, anak-anak mendapatkan pendidikan yang tidak hanya mencakup ilmu pengetahuan, tetapi juga pengembangan karakter, nilai-nilai moral, dan keterampilan sosial.

Nurul Aeni, Sosok Inspiratif Di Balik Komunitas Media Pembelajaran (KOMED)
Sumber foto: Nurul Aeni foto bersama usai pelatihan KOMED Bogor.(Dok Nurul)

KOMED, Wadah Pengembangan Guru-Guru Perempuan

Dalam upaya mendukung guru-guru di Indonesia, terutama perempuan, agar semakin berdaya dan kompeten, Nurul Aeni memprakarsai Komunitas Media Pembelajaran (KOMED). KOMED didirikan pada tahun 2014 bersama Siska Distiana dan merupakan bagian dari Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pengembangan Insani (LPI DD).

KOMED bertujuan menjadi wadah bagi guru-guru untuk belajar, berkarya, dan meningkatkan kompetensi mereka melalui berbagai program pelatihan, lokakarya, seminar, serta kegiatan diseminasi media pembelajaran. Nurul Aeni dan timnya memahami bahwa guru adalah kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, dengan adanya KOMED, para guru didorong untuk terus berinovasi dalam menciptakan media pembelajaran yang menarik dan efektif.

Dampak Positif KOMED di Seluruh Indonesia

Saat ini, KOMED telah berkembang dan tersebar di 23 wilayah di Indonesia dengan jumlah anggota aktif mencapai sekitar 300 orang. Setiap tahunnya, KOMED mengadakan pertemuan rutin serta workshop yang diadakan baik secara daring maupun luring. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memfasilitasi guru-guru dalam menciptakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hasilnya, ratusan media pembelajaran, mulai dari alat peraga hingga permainan edukatif, telah dihasilkan dan dimanfaatkan oleh para siswa di sekolah maupun di rumah.

Peresmian Komunitas Media Pembelajar (KOMED) di Hulu Sungai Utara.(Dok Nurul)

Nurul Aeni sebagai pimpinan KOMED merasa bangga dan bersyukur atas pencapaian yang telah diraih oleh komunitas ini. Apalagi setelah KOMED berhasil meraih penghargaan SATU Indonesia Awards tingkat provinsi dari PT Astra International di tahun 2022. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi nyata para pemuda dan organisasi yang berperan aktif dalam membangun masyarakat Indonesia melalui aksi-aksi inspiratif di berbagai bidang, termasuk lingkungan, pendidikan, kesehatan, teknologi, dan kewirausahaan.

Mengapa Penghargaan SATU Indonesia Awards Begitu Berarti?

SATU Indonesia Awards merupakan inisiatif PT Astra International untuk memberikan penghargaan kepada individu atau kelompok yang telah memberikan kontribusi nyata dan inspiratif dalam berbagai bidang. Penghargaan ini diadakan setiap tahun dan telah menjadi ajang bergengsi yang menginspirasi banyak pihak untuk turut berkontribusi membangun bangsa. Penghargaan ini tidak hanya mengakui keberhasilan individu atau kelompok, tetapi juga mendorong replikasi program-program tersebut ke daerah lain di Indonesia.

Nurul Aeni mengungkapkan bahwa penghargaan ini adalah bentuk pengakuan atas usaha yang telah dilakukan oleh KOMED selama bertahun-tahun. Ia berharap penghargaan ini memotivasi lebih banyak perempuan, khususnya guru, untuk terus berkontribusi dalam menciptakan generasi yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Peran perempuan, terutama yang berprofesi sebagai guru, sangatlah krusial dalam membangun peradaban bangsa. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan keterampilan sosial yang penting. Inisiatif seperti KOMED yang dipimpin oleh Nurul Aeni adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan inovasi dalam pendidikan dapat memberikan dampak positif yang luas. Dengan dukungan komunitas, pelatihan berkelanjutan, serta penghargaan seperti SATU Indonesia Awards, guru-guru perempuan di Indonesia semakin berdaya dan mampu membawa perubahan signifikan untuk masa depan bangsa.